NOVA.id - Dibanding menabung dengan cara lama di bank, kini faktanya sudah jauh lebih banyak yang mulai memilih jalur investasi untuk mengelola uang mereka.
Terlebih menurut pakar keuangan Tejasari Asad, investasi memang merupakan salah satu langkah keuangan yang sangat baik dilakukan untuk meningkatkan aset yang kita miliki.
Sejauh ini, sudah ada banyak instrumen investasi yang bisa kita pilih, misalnya properti, emas, sampai produk pasar modal seperti obligasi, saham, atau reksa dana.
Baca Juga : Ciptakan Kreasi Kue Terbaik bersama Rich’s dan Simak Tips Cerdik ala Chef Nina Bertha, yuk!
Nah! Kalau kita mau fokus hanya ke dua produk investasi yang cukup menawarkan keuntungan berlipat, yakni ORI (Obligasi Retail Indonesia) dan reksa dana, kira-kira mana yang sebaiknya kita pilih?
“ORI itu adalah surat utang yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dengan ORI, artinya kita memberikan pinjaman kepada pemerintah.
Pembayaran utang dari pemerintah berupa bunga utang yang dibayarkan setiap bulan, sementara pokok utang dibayarkan pada akhir periode kontrak,” jelas Teja—sapaan akrabnya.
Baca Juga : Bak Putri Kerajaan China, Begini Anggun dan Indahnya Gaun Yuanita Christiani saat Acara Sangjit
Berbeda dengan ORI, reksa dana merupakan produk investasi yang dibentuk oleh manajer investasi dan bank kustodian, lalu ditawarkan ke masyarakat umum dengan nilai nominal sangat kecil.
Kita bahkan bisa berinvestasi di reksa dana dengan modal awal Rp100.000, lho!
“Pada reksa dana, manajer investasi akan mengolah dana kita di produk investasi seperti saham, obligasi, dan pasar uang.
Baca Juga : Dikabarkan Segera Nikah, Syahrini Kepergok di Rumah Reino Barack Malam Hari, Sedang Apa?
Kalau ORI memberikan bunga setiap bulannya, keuntungan dari reksa dana adalah peningkatan nilainya, di mana kita akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga yang terjadi di reksa dana.
Misalnya kita beli di Rp1.000 per unit dan naik menjadi Rp1.200, maka kita memperoleh keuntungan sebesar Rp200 per unit,” terang Teja soal reksa dana.
Biasanya, ORI akan ditawarkan setahun sekali melalui agen penjualan yang dipercaya, seperti bank atau sekuritas.
Pada saat akan menawarkan ORI, pemerintah bakal membuat pengumuman ke masyarakat di koran maupun media sosial tentang di mana saja kita bisa membeli ORI.
“Sementara reksa dana bisa dibeli di bank, manajer investasi, dan marketplace,” ujar Teja.
Semakin mudah berinvestasi, kini hampir semua bank sudah menawarkan reksa dana, sehingga kita dengan mudah bisa membeli di bank tempat kita memiliki rekening pribadi.
Perbedaan lainnya antara ORI dan reksa dana adalah kapan dana tersebut bisa kita cairkan.
ORI akan dicairkan otomatis saat jatuh tempo, dan dananya langsung masuk ke rekening kita.
Sementara reksa dana tidak memiliki jangka waktu dan bisa kita cairkan kapan saja.
Pencairan reksa dana bisa dilakukan dengan mengisi redemption form atau formulir pencairan. Baik pada bank, maupun manajer investasi.
Sementara yang sudah bisa melakukannya secara online, bisa langsung dicairkan melalui platform yang disediakan.
Dana hasil pencairan reksa dana akan masuk ke rekening kita dalam waktu minimal tiga hari.
Baca Juga : Perhatikan Baik-Baik, Rupanya Ini Penyebab Mobil Putih Gampang Menguning
Yang perlu diingat, pada saat membuka rekening investasi di bank ataupun manajer investasi, kita harus mencantumkan nama ahli waris.
Akan tetapi, semua investasi dalam bentuk surat berharga, baik ORI dan reksa dana, akan harus dicairkan terlebih dahulu dalam bentuk kas di rekening, baru bisa dipindahkan ke nama sesuai ahli waris.
“Mulailah dengan nilai yang kecil terlebih dahulu supaya kita bisa lebih yakin. Kemudian, tingkatkan jumlah investasi kita setelah kita lebih merasa mantap untuk berinvestasi di ORI atau reksa dana,” pesan Teja.
Nah, melihat perbedaan tersebut, jadi mantap mau berinvestasi di ORI atau reksa dana, nih, Sahabat NOVA? (*)