NOVA.id - Kini perempuan tidak lagi selalu berada di belakang pria, tetapi setara.
Begitu pun dalam karier.
Namun, dengan memiliki karier yang bagus, ada tantangan besar bagi para kita yang sudah menikah: ego suami, salah satu contohnya.
Baca Juga : Usai Belah Perut Sang Istri dan Ambil Bayinya, Romi Ucap Kalimat Tak Terduga!
Selain itu, "Ada kecenderungan mereka yang sibuk bekerja, melupakan tanggung jawabnya di dalam keluarga sehingga keributan bersama pasangan mudah muncul,” tutur psikolog Diah Lanawati.
Ketika istri memutuskan bekerja, tidak sedikit suami yang tidak memberikan dukungan positif terhadap karier istri.
Karena itu, ada baiknya kita diskusi terlebih dahulu dengan suami agar bisa dapat dukungan dia.
Baca Juga : Masuk ke Dunia Politik, Kirana Larasati Dibully Netizen Hanya Modal Tampang
Tapi, bagaimana ya, caranya?
Diah pun mau memberikan kunci-kunci agar karier didukung suami, berikut ulasannya.
1. Ada baiknya istri mendiskusikan kembali dengan suami untuk mencari jalan tengahnya.
“Istri juga harus bisa mengajukan keberatan kepada atasannya karena sebagai wanita berkeluarga yang punya tanggung jawab sebagai istri dan ibu.” jelasnya.
Baca Juga : Sulit Ajarkan Anak Makan Sarapan? Ahli Ini Tawarkan Solusinya!
2. Meminta pimpinan untuk mempertimbangkan jika ditugaskan ke luar kota atau dimutasi.
“Namun jika permohonan ditolak, sebaiknya mulai mencari peluang kerja di kota di mana tinggal agar dekat dengan suami dan anak-anak.” jelasnya.
3. Seringkali suami tidak mau berbagi tanggung jawab terhadap tugas-tugas rumah tangga.
“Coba diskusikan dengan suami, mintalah dia untuk juga memahami kebutuhan pribadi seorang istri. Sampaikan juga bahwa istri sangat membutuhkan dukungannya berbagi tanggung jawab mengurus rumah tangga.” jelasnya.
Baca Juga : Sarapan Bikin Mules dan Buat Ngantuk? Ini Jawaban Ahli untuk 2 Anggapan Tentang Sarapan
4. Bisa jadi alasan lain suami tidak sepenuhnya mendukung ketika istrinya bekerja karena takut istri melupakan tanggung jawabnya sebagai istri dan ibu.
“Sebagian dari suami masih berpegang pada paradigma lama bahwa bekerja adalah tanggung jawab suami sebagai kepala keluarga. Istri cukup di rumah sebagi ibu rumah tangga mengurus suami dan anak-anak.” jelasnya.
Kalau sudah begini, sebaiknya segala sesuatunya kembali dikomunikasikan dengan pasangan (*).
Noverita K. Waldan