NOVA.id - Salah satu topik yang menjadi bahan debat cawapres 2019 pada Minggu (17/03) kemarin adalah masalah stunting.
Masing-masing cawapres dari nomor urut 01 Ma'aruf Amin dan nomor urut 02, Sandiaga Uno, memberikan pendapatnya sendiri mengenai masalah stunting ini.
Lalu sebenarnya apa yang dimaksud dengan stunting itu sendiri?
Baca Juga : 3 Kartu Sakti yang Disebut Ma'aruf Amin, Apa Kegunaan Masing-Masing Kartu?
Mungkin sebagian dari Sahabat NOVA masih asing dengan istilah stunting.
Dikutip dari Hellosehat.com, stunting terjadi karena terganggunya pertumbuhan yang menyebabkan anak memiliki tubuh yang lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Hal ini bisa terjadi jika akan kekurangan gizi dan sering dianggap sepele oleh orang tua.
Baca Juga : Oats Sebagai Solusi Praktis Untukmu yang Sering Skip Sarapan!
Padahal masalah tinggi badan juga perlu diperhatikan selain berat badan.
Stunting harus segera tangani jika anak masih berusia di bawah dua tahun.
Karena jika mereka ditangani secara terlambat maka tak bisa dipulihkan.
Baca Juga : Mengaku Lajang, Pria Ini Didatangi Istri dan Anak Saat Menikah dengan Perempuan Lain
Stunting terjadi akibat kurangnya asupan nutrisi pada bayi bahkan sejak masih berada dalam kandungan.
Menurut WHO ini terjadi pada 20 persen kasus kehamilan, karena ibu yang mengkonsumsi makanan kurang sehat dan membuat janin tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembangnya.
Dari situs depkes.go.id pada Mei 2018, menuliskan Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia masih tinggi, yakni 29,6 persen dari batas yang ditetapkan WHO, 20 persen.
Baca Juga : Saksikan Adik Ipar Dinikahi Reino Barack, Ini Ungkapan Sendu Istri Almarhum Kakak Syahrini yang Jadi Sorotan
Bagaimana cara untuk mencegah stunting terjadi pada anak-anak?
1.000 hari pertama merupakan masa yang kritis bagi tumbuh kembang anak setelah dilahirkan.
Dan di waktu inilah orang tua harus memberikan asupan gizi yang cukup dan tepat agar anak tak mengalami malnutrisi yang pada akhirnya berujung pada stunting.
Baca Juga : Tren Minum Jus Seledri di Pagi Hari Tengah Viral, Segera Kenali 6 Manfaat Ampuh Minuman Ini untuk Kesehatan
Cara murah untuk memenuhi nutrisi anak pada usia ini adalah pemberian ASI eksklusif.
ASI eksklusif telah terbukti bisa membantu anak mendapatkan asupan gizi yang mencukupi untuk buah hati serta meminimalkan risiko terjadinya stunting pada anak.
Sebaliknya jika tidak memaksimalkan ASI selama 6 bulan dan pemberian MPASI terlalu dini bisa membuat bayi malah kehilangan nutrisi yang dibutuhkan dari ASI.
Baca Juga : Usai Datangi Rumah Atalarik Syah, Tsania Marwa Berniat Visum dan Lapor Polisi! Ada Apa?
Karena ASI dinilai mudah dicerna oleh perut bayi yang kecil dan sensitif, dan cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi di bawah usia 6 bulan.
Sedangkan penambahan MPASI sebelum bayi berusia 6 bulan hanya akan membuat bayi tertarik dengan makanan daripada ASI dan membuatnya menghindari ASI.
Menurut WHO, stunting akan membuat kekebalan tubuh seseorang tak terlalu baik.
Mereka yang mengalami stunting akan mengalami infeksi karena kekebalan tubuh yang tak baik.
Lagi-lagi peran ASI kembali menjadi perhatian, karena ASI memiliki protein khusus untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak.
Dengan begitu anak anak jarang sakit selama masa pertumbuhan, nutrisi yang didapat bisa terserap dengan baik dan terhindar dari risiko stunting. (*)