NOVA.id – Sebanyak 50 orang tewas saat penembakan brutal terjadi di Masjid Al-Noor, Selandia Baru, yang membawa duka bagi kita semua.
Pasalnya, di antara korban yang tewas saat penembakan brutal itu terjadi ada perempuan dan juga anak-anak.
Tak pernah terbayangkan sebelumnya, negara yang terkenal damai dan tenang itu punya pengalaman buruk sepanjang sejarah terhadap terorisme.
Baca Juga : Boros Habiskan Rp900 Juta Sekali Belanja, Nikita Willy Simpan Cerita Tak Terduga!
Walaupun sudah selang seminggu, Selandia Baru rasanya masih dalam keadaan duka yang mendalam.
Penembakan di dua masjid di Christchurch pada Jumat (15/3) kemarin benar-benar membuat seluruh negeri berduka.
Atas insiden pembantaian tersebut, sejumlah aksi solidaritas ditunjukkan oleh warga Selandia Baru.
Baca Juga : Pohon Selamatkan Seorang Balita dan Orang Tuanya Dari Kecelakaan Speedboat di Sungai Musi
Salah satunya adalah gerakan Scarves in Solidarity atau Solidaritas dalam Jilbab.
Hal ini bisa kita lihat dari unggahan akun Facebook @Scarvesinsolidarity pada 19 Maret.
Rencananya gerakan ini akan dilangsungkan pada Jumat, (22/3) tepat seminggu insiden mematikan pembantaian di Masjid Chrischurch berlalu.
Baca Juga : Selalu Awet Muda, Meriam Bellina Blak-blakan Soal Perawatan Tubuhnya! Mahal?
Postingan itu berbunyi:
“Tunjukkan dukungan Anda kepada perempuan Muslim dan para korban serangan teror Christchurch.”
“Pada hari Jumat 22 Maret kenakan hijab untuk menunjukkan bahwa kami tidak akan tunduk pada teror dan bahwa kami adalah satu dengan saudara-saudara Muslim kami.”
Baca Juga : Ikut Jajal MRT, Iriana Jokowi dan Mufidah Kalla Justru Pilih Berdiri
“Ini adalah isyarat sederhana tetapi simbol yang kuat bahwa kita menolak retorika kebencian.”
Untuk memantapkan aksi solidaritas ini, penggagas acara juga telah bertanya ihwal masalah kesopanan dalam mengenakan hijab pada hari Jumat ke Dewan Nasional Perempuan Islam di Selandia Baru.
Jawaban mereka pun mengejutkan.
Baca Juga : Pembalap Sabrina Sameh Buka Suara Soal Rumornya Jadi Orang Ketiga Natasha Wilona dan Verrell Bramasta
“Bagi yang bertanya-tanya tentang kesesuaian (kesopanan) mengenakan hijab pada hari Jumat.
“Saya memang berkonsultasi dengan Nasreen dari Dewan Nasional Wanita Islam dan jawabannya adalah…”
“'Terima kasih banyak atas pemikiran baiknya. Scarf day (Hari hijab) akan menjadi salah satu cara terbaik untuk menunjukkan solidaritas.”
“Ini adalah gerakan kecil yang tidak menyakiti siapa pun ... tetapi sangat berarti bagi mereka yang merasa terpinggirkan karena praktik budaya.”
Salut!(*)
Artikel ini telah tayang di laman instisari.grid.id dengan judul Perempuan Selandia Baru akan Kenakan Kerudung Jumat Nanti: 'Kami Tidak Akan Tunduk pada Teror'