NOVA.id – Tak dimungkiri, tekanan sosial yang dibebankan kepada kita sering kali membuat kita tertekan, terutama soal pasangan.
Saat single, keluarga pasti mendesak kita untuk memiliki hubungan dan pernikahan yang menjadi dilema saat tengah merintis karier.
Alhasil, hidup kita yang tadinya bahagia malah jadi serba salah saat keluarga meminta kita untuk memiliki pasangan.
Baca Juga : Biasa Feminin, Begini Gaya Maia Estianty Saat Tampil Tomboy
Aplikasi ini menghadirkan survei dari pengguna user perempuan guna menemukan dampak tekanan sosial terhadap proses eksplorasi dan penemuan jati diri pada perempuan muda di Indonesia.
Bekerja sama dengan institusi penelitian independen, Tantan menyurvei lebih dari 1000 perempuan berusia 18 hingga 35 tahun di 32 provinsi di Indonesia, secara online.
Ideal yang diharapkan kelompok sosial mempengaruhi kehidupan perempuan muda.
Baca Juga : TVXQ dan Super Junior Mendarat di Yogyakarta, Rombongan Langsung Kunjungi Candi Borobudur
Hasil survei menunjukkan, keluarga menempati peringkat teratas sebagai sumber tekanan sosial terbesar diikuti oleh rekan dan teman.
Mereka menjawab kedua hal itu menjadi sumber tekanan sosial dari terbesar hingga terkecil.
Dari beragam sumber tekanan sosial, suatu kesamaan yang dirasakan oleh responden adalah ekspektasi yang dibebankan kepada mereka.
Baca Juga : Bau Melati Pernah Dirasakan Penggemar Nike Ardilla Saat Kendarai Mobil yang Renggut Nyawanya
Responden menyatakan bahwa ideal yang diharapkan oleh suatu kelompok menjadi beban terbesar.
Ekspektasi lainnya yang menjadi tekanan terbesar kedua yaitu dorongan untuk memiliki kesamaan norma serta pola pikir dengan anggota lainnya di dalam kelompok.
Beban dari ekspektasi tersebut mendorong lebih dari 63 persen perempuan untuk berusaha menjadi ideal, seperti yang diharapkan kelompok, walaupun tidak sesuai nilai yang mereka junjung.
Baca Juga : Tiba di Yogyakarta, Begini Ekspresi Panik Lee Donghae Saat Gitarnya Tertinggal di Pesawat
Bahkan sebanyak 55 persen perempuan menyatakan tekanan sosial menghalangi mereka dalam proses eksplorasi untuk menemukan jati diri.
Tiga hal yang paling ditakuti oleh responden, ketika tidak menyesuaikan diri dengan ekspektasi dari kelompok adalah berhadapan dengan rasa kegagalan, ketidakmampuan, dan penolakan.
“Ekspektasi ideal dari kelompok sosial memberikan tekanan lebih kepada perempuan muda, dan menumbuhkan keraguan dalam mengeksplorasi untuk menemukan jati diri.” Jack Wu, Marketing Director di Tantan.
Baca Juga : Lezatnya Smoked Beef dan Keju Mozzarella Gugah Selera, yuk Buat American Risoles Mozzarella Sendiri di Rumah
“Sebagai platform aplikasi dating, yang fokus untuk memberikan pengalaman terbaik bagi perempuan, Tantan berkomitmen membantu anggota kami dalam perjalanan menemukan jati diri dan mengaktualkannya.”
“Dengan berinteraksi di platform kami, anggota bisa saling berkenalan dan terhubung ke berbagai kecocokan, mulai dari hobi, kesukaan, pengalaman yang menyenangkan, hingga pasangan hidup.”
Dari hasil survei yang sama, sebanyak 82 persen perempuan menyatakan jika berkenalan dengan teman baru membantu mereka dalam menemukan jati diri.
Baca Juga : Susu Almond Vs Susu Kedelai, Mana yang Lebih Baik?
“Di platform kami, perempuan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengemukakan suara terpendamnya dan mengeksplorasi jati diri dengan cara yang menyenangkan.”
“Terdapat lebih dari 213 juta anggota dari 87 negara yang siap terhubung, dan saling menemukan kecocokan dalam hidup, hingga pada akhirnya menemukan pasangan, seperti yang terjadi oleh beberapa pasangan di Indonesia,” kata Jack.
Terlepas dari pengalaman menyenangkan di platform, perempuan juga mengharapkan pengalaman yang aman.
Baca Juga : Geng Motor Paling Ditakuti di Selandia Baru Jaga Masjid agar Umat Muslim Bisa Beribadah dengan Tenang
Survei mengungkap bahwa risiko yang bisa berujung pada tindak kriminal dan juga profil palsu adalah dua ketakutan terbesar dalam menggunakan aplikasi dating.
Tapi, Tantan memiliki fitur yang menjamin keamanan kita dalam mencari jati diri ini.(*)