Sukses sebagai Komedian Perempuan, Curhat Sakdiyah Ma'ruf: Jadi Dianggap Perempuan Murahan

By Siti Sarah Nurhayati, Kamis, 21 Maret 2019 | 21:30 WIB
Jadi Komedian Perempuan, Curhat Sakdiyah Maruf: Saya Jadi Dianggap Perempuan Murahan (Twitter/@Sakdiyahmaruf)

NOVA.id - Nama Sakdiyah Ma'ruf memang sempat jadi sorotan sebagai komedian perempuan.

Tak hanya itu, dirinya pun merupakan perempuan komedian tunggal muslim pertama dari Indonesia yang memanfaatkan komedi sebagai cara untuk menentang ekstremisme Islam dan kekerasan terhadap perempuan.

Tak heran, bila dalam setiap aksi panggungnya, Diyah—sapaan akrabnya—begitu disukai dan diberikan sambutan yang meriah.

Baca Juga : Bertemu Gempi, Ini Kesan Pertama Wijaya Saputra pada Anak Gisel

Bahkan Diyah merupakan salah satu dari 100 perempuan yang dianggap menginspirasi dan berpengaruh di seluruh dunia versi BBC 100 Women 2018.

Sayangnya, di balik kesuksesan tersebut, Diyah mengaku justru tak mendapatkan dukungan dari keluarga besar.

Alasannya, karena apa yang Sakdiyah bawa dalam materi lawakannya bukan hal lazim dan bahkan jarang ditemukan dalam konteks komedi apapun.

Baca Juga : Kenali 5 Fantasi Seksual Pria Agar Hubungan Intim Semakin Bervariasi dan Bergairah, Langsung Coba dengan Pasangan?

“Keluarga besar saya tidak terlalu senang dengan aktivitas saya, sehingga beberapa kali saya merasa ragu, apakah ini memang jalan yang benar dan harus saya teruskan?

Keluarga besar saya merasa, saya terlalu banyak membicarakan soal Islam dan mereka tidak senang dengan hal itu,” kata Sakdiyah.

Buntutnya, Diyah kerap merasa ragu mengenai panggung yang—seharusnya—menjadi tempatnya berekspresi, malah menjelma jadi permasalahan besar.

Baca Juga : Hotman Paris Beberkan Harga Sewa Pesawat Jet Pribadi Syahrini Hampir 200 Juta, Siapa yang Bayar?

Bahkan, Diyah sampai merasa dianggap perempuan murahan!

“Tidak secara spesifik di komedinya sih, tapi misalnya tampil di panggung itu jadi dianggap perempuan murahan gitu-gitu, terus kemudian nggak usah lah kita, orang dari minoritas atau ada salah-salah ngomong aja nanti seluruh komunitas kena semua gitu.

Ya perempuan di panggung itu kan sensitif ya, apalagi kerjaan entertainment dan sebagainya gitu,” jelasnya. 

Baca Juga : Inul Daratista Pertanyakan Mahar Emas Hasil Pinjaman, Sang Suami: Biar Aku Gak Malu Sama Keluargamu

Jelas, pertentangan dari pihak keluarga membuat nyali seorang Sakdiyah Ma'ruf ciut.

Namun sebagai perempuan yang mandiri dan gigih, Sakdiyah nyatanya kembali demi tujuan awalnya membuat perubahan bagi perempuan.

“Saya sudah terbiasa sejak mahasiswa (mendapatkan pertentangan, red), kalau dibilang ditentang tidak boleh jadi komedian tuh tidak ada seperti itu.

Baca Juga : Bukan Tipuan, Generasi Milenial Berpenghasilan Rp4 Juta Bisa Punya Rumah, Ini Prosedurnya

Tetapi saya sudah terbiasa sejak SMA, mahasiswa, dengan situasi di rumah dengan pengalaman ya bisa dibilang pengalaman kekerasan rumah tangga dan sebagaiannya, saya jadi orang yang 'yaudah deh jalan belakang aja' gitu.”

Tak hanya dari keluarga, terkadang Sakdiyah juga masih harus menghadapi berbagai tantangan lain, seperti bila materi komedinya dianggap mengandung muatan politik, atau ketika Diyah kerap merasa khawatir bila ada yang tersinggung karena materi lawakannya.

Beruntung, sang suami justru menjadi garda dukungan terdepan bagi Sakdiyah untuk tetap menjadi diri sendiri.

Baca Juga : Jadi Decacorn Pertama di Asia Tenggara, Grab Terus Tingkatkan Keamanan

 

Lagipula, masa iya atas semua yang telah ia capai dan peroleh, Diyah mau berhenti?

“Saya harus terus melakukan apa yang bisa saya lakukan, karena ini adalah hal yang saya cintai, satu. 

Kemudian masih banyak PR (pekerjaan rumah, red) kita terutama untuk persoalan-persoalan perempuan dan yang ketiga saya kira saya meyakini bahwa saya sejak muda, sejak kecil menghadapi banyak sekali tantangan, batasan-batasan di keluarga segala macem.

Baca Juga : After Sun Lotion dan Moisturizer, Mana yang Lebih Baik untuk Atasi Sunburn?

Kemudian berhasil melaluinya, kenapa berhenti sekarang?,” jelasnya.

Walau ia sadar bahwa komedi tak akan mengubah dunia, setidaknya Saykidah punya keyakinan bahwa nantinya akan ada anak perempuan yang bisa melihat apa yang selama ini ia perjuangkan melalui komedi sebagai media.

“Kemudian terinspirasi, kemudian melakukan apapun yang dia ingin lakukan dibidang dia dan bisa mengubah dunia gitu, mudah-mudahan. Kalau demikian kan saya jadi ikut dapat pahalanya kan,” tukasnya.

Setuju!(*)