NOVA.id - Perceraian Shezy Idris dan Krishna Adhyata Pratama resmi diputus pada Senin (18/03).
Bak petir di siang bolong, pernikahan Shezy Idris dan sang suami yang tak pernah diterpa gosip miring tiba-tiba retak.
Kakak Sheza Idris ini mengaku sakit hati selama 8 tahun menikah terkena nyinyiran sang suami.
Baca Juga : Oats Sebagai Solusi Praktis Untukmu yang Sering Skip Sarapan!
Bahkan, keinginan bercerai sudah timbul sejak 6 tahun silam dari sang mantan suami.
"Dia telpon terus dia bilang gini, 'Dari 6 tahun lalu aku udah pengen cerain tapi enggak boleh'," ujar Shezy Idris menirukan ucapan sang mantan suami.
Hal ini disampaikannya pada tayangan Pagi Pagi Pasti Happy pada September 2018 silam.
Baca Juga : Pulang Dugem, Syahrini Akui Kerap Menginap di Rumah Teman Prianya, Incess: Zaman Jahiliyah!
Shezy Idris mengaku dirinya berhak untuk bahagia.
"Aku juga berhak bahagia, aku capek 8 tahun dengan seperti ini yang enggak berubah semakin hari malah semakin buruk bukan semakin membaik," aku Shezy Idris.
Kini, Shezy Idris resmi menyandang status janda meski sudah memiliki buah hati hasil pernikahannya dengan Krishna Adhyata Pratama.
Baca Juga : Menyisir Rambut, Anissa Pohan Kabarkan Kondisi Terakhir Ani Yudhoyono Usai Kemoterapi
Soal hak asuh anak, Shezy Idris dan sang mantan suami tak ingin ribut.
"Dari awal mediasi hak asuh anak kan ke aku dan ayahnya juga menyerahkan ke aku, jadi ya Insya Allah aku bisa jadi ibu yang bertanggung jawab buat mereka (anak-anak)," ungkap Shezy Idris dikutip dari Kompas.com.
Dirinya mengaku tak akan mempersulit jika mantan suaminya ingin bertemu anak-anak.
Baca Juga : Menyayat Hati, Gading Marten Usap Air Matanya Saat Bernyanyi, Masih Cinta Gisella Anastasia?
Baca Juga : Dipolisikan Syahrini, Lia Ladysta: Kalau Sakit Hati, Aku Minta Maaf
"Aku sih nggak mau mempersulit tapi dia juga harus tahu waktu yang mana yang bisa ketemu anak, apakah anak ini capek kah, atau ada kegiatan apa, gampanglah nanti juga ada komunikasi," imbuhnya.
Shezy Idris mencontohkan bahkan dirinya akan membiarkan mantan suami menjemput anak-anak.
"Misalnya 'besok saya (ayahnya) mau jemput anak-anak ya minggu', 'oh boleh'. Jadi aku tidak mempersulit itu karena tetap saja dia ayahnya," pungkasnya. (*)