Perempuan Ini Kebal Rasa Sakit dalam Hidupnya Baik Karena Luka, Melahirkan Hingga Operasi

By Hinggar, Sabtu, 30 Maret 2019 | 18:54 WIB
Perempuan Ini Kebal Rasa Sakit Dalam Hidupnya Baik Karena Luka, Melahirkan Hingga Operasi (time)

NOVA.id - Saat kita terluka entah karena goresan atau terjatuh hal yang wajar jika kita merasakan sakit.

Apalagi jika kita menjalani operasi atau untuk perempuan yang melahirkan, pasti rasa sakit itu dirasakan, dan untuk mengatasinya bahkan dibutuhkan penawar rasa sakit atau obat bius.

Tetapi rasa sakit sepertinya tak pernah dirasakan perempuan asal Skotlandia ini.

Baca Juga : Hadir di Acara Pernikahan Dhawiya, Jennifer Dunn dan Faisal Harris Pamer Kemesraan

Dia mengalami luka bakar, patah tulang, persalinan hingga operasi tanpa merasakan sakit.

Perempuan bernama Joanne Cameron sekitar 5 tahun lalu menjalani operasi tangan di Rumah Sakit Raigmore Skotlandia.

Tetapi sesuatu yang mengejutkan ditemukan Dr. Devjit Srivastava yang merupakan seorang konsultan anastesi dan obat pereda nyeri di rumah sakit tersebut.

Baca Juga : Kejadian Langka, Seorang Perempuan Melahirkan Sebulan Setelah Kelahiran Anak Pertamanya, Kok Bisa?

Cameron mengatakan bahwa dirinya tidak merasakan sakit dan tidak memerlukan anastesi.

Sang dokter pun tak begitu saja mempercayainya dan memberikan anastesi seperti biasa dan memeriksanya setelah operasi.

Perempuan berusia 71 tahun tersebut mengaku tak merasakan sakit dan tidak mengambil penghilang rasa sakit apa pun di luar obat yang dijual bebas yang direkomendasikan oleh dokter.

Baca Juga : Tak Disangka, Meghan Markle Suka Memakai Tisu Pembersih Wajah Senilai Rp114 Ribu

Ternyata Cameron juga tak mengalami rasa sakit bahkan saat melahirkan kedua anaknya.

Dia mengatakan pada Srivastava bahwa dirinya hanya mengalami tidak nyaman.

Dia bahkan baru menyadari ada luka bakar dalam tubuhnya setelah mencium bau daging yang terbakar.

Baca Juga : Kecelakaan Motor di Depan Rumah, Ayah Uut Permatasari Meninggal Dunia

Bahkan dia juga menyadari tulangnya patah setelah sang ibu menyadari ada yang salah dengan tubuhnya.

Dokter Cameron kemudian memerikan rujukan pada ahli genetika nyeri di University College London dan University of Oxford.

Dari situ mereka menemukan bahwa Cameron mengalami mutasi genetik, termasuk satu pada kromosom yang mengkode enzim yang disebut FAAH.

Baca Juga : Jangan Buang Daun Singkong dalam Nasi Padang Jika Tak Mau Tubuh Terserang Kolesterol Tinggi!

Gen FAAH dari Cameron membuat jenis enzim yang dimodifikasi, yang ditunjukkan pada penelitian sebelumnya untuk mengurangi presepsi nyeri.

Dari situ, dokter juga melakukan mutasi genetik yang lainnya di dekat gen FAAH.

Cacat yang dialami Cameron adalah cacat biokimiawi yang meningkatkan zat kimia otak yang menyebabkan dia tidak merasa sakit, dia pelupa dan dia sangat bahagia. (*)