Heboh Kasus Pengeroyokan 12 Siswa SMA Terhadap Audrey, Ini 5 Tanda Anak Jadi Korban Bully

By Tiur Kartikawati Renata Sari, Kamis, 11 April 2019 | 08:00 WIB
Heboh Kasus Pengeroyokan 12 Siswa SMA Terhadap Audrey, Ini 7 Tanda Anak Jadi Korban Bully (Twitter)

NOVA.id - Nasib malang yang menimpa Audrey usai pengeroyokan oleh 12 siswa SMA di Pontianak menjadi sorotan publik.

Pasalnya, Audrey dibully dengan kekerasan fisik, psikis bahkan seksual.

Audrey tak hanya mengalami luka lebam, tetapi juga mengakibatkan luka dalam.

Baca Juga : Kisah Tragis Pembunuhan Model Molek Selingkuhan PM Malaysia, Jasadnya Diledakan dengan Bom Militer!

Salah seorang pelaku bahkan berusaha melukai organ kewanitaan AU dengan maksud membuatnya tidak perawan lagi.

Namun, AU tidak segera melaporkan kejadian ini karena merasa takut.

Sahabat NOVA, menurut Reader's Digest, begini tanda-tanda anak yang jadi korban bully, apa saja?

Baca Juga : Ketegaran Annisa Pohan Runtuh, Air Matanya Bercucuran Ceritakan Kondisi Ani Yudhoyono

1. Mengeluh sakit kepala atau sakit perut

Sakit kepala dan sakit perut adalah manifestasi fisik umum dari stres dan kecemasan yang terkait dengan tanda-tanda bullying.

Keduanya juga bisa menjadi penyakit yang mudah dipalsukan sebagai alasan untuk tinggal di rumah dari sekolah dan kegiatan sosial lainnya.

Jika anak sering mengeluhkan gejala-gejala ini, bicarakan dengan mereka tentang hal itu.

Anggota Koalisi Advokasi Hak-hak Pendidikan, Bailey Lindgren, menyarankan untuk mengatakan sesuatu seperti mengajak anak bercerita tentang keluhannya.

Baca Juga : Reino Barack Makin Religius, Syahrini dan Shireen Sungkar dari Dulu Sering Ngaji Bareng

2. Sulit tidur

Coba perhatikan, apakah anak kerap terbangun di malam hari, atau terus mengubah posisi tidurnya dengan gelisah?

Jika seorang anak gugup atau cemas tentang apa yang mungkin terjadi pada hari berikutnya di sekolah atau di tempat lain, ia dapat mengalami kesulitan tidur.

"Jika seorang anak tampak lebih lelah saat sarapan atau hanya terlihat lebih lelah dari biasanya, itu bisa menjadi tanda mereka mengalami kesulitan tidur di malam hari," kata Lindgren.

Keletihan juga bisa dilihat sebagai ketidakmampuan anak untuk fokus atau menjaga kebersihan yang baik.

Hal ini dapat mengindikasikan apa saja mulai dari masalah tidur hingga bullying dan depresi.

Baca Juga : Menantu Ungkap Kondisi Terkini Ani Yudhoyono, Alisnya Semakin Menipis

3. Menjadi pendiam

Jika seorang anak tidak banyak bicara seperti biasanya, atau jika mereka langsung pergi ke kamar setelah sekolah, itu bisa menjadi hal yang harus diwaspadai.

Bertindak agresif pada saudara kandung juga bisa menjadi tanda intimidasi yang berkepanjangan.

Dalam beberapa kasus, korban bullying akan menjatuhkan "sikap korban" dan menjadi reaktif dengan saudara kandung dan anak-anak lain sebagai gantinya.

Baca Juga : Dari Pakaiannya, Foto Mesra Mirip Angel Karamoy dan Pasha Ungu yang Dulu Viral Diyakini Steven Rumangkang Asli

4. Mengabaikan atau terlalu terobsesi dengan gadget

Jika bullying terjadi secara online, kita mungkin memperhatikan satu dari dua hal: keterikatan berlebihan terhadap perangkat elektronik atau anak sama sekali tak menggunakannya.

Jika itu adalah yang pertama, anak bisa gelisah jika kita mencoba dan membatasi penggunaannya.

Dengan yang terakhir, kita mungkin menemukan anak sulit untuk menyentuh gadget mereka.

Lindgren merekomendasikan pengaturan aturan dan pedoman untuk keterlibatan online ketika anak-anak pertama kali membuat akun media sosial.

Dia mengatakan anak-anak mungkin enggan memberi tahu orang dewasa tentang cyberbullying karena khawatir perangkat mereka akan diambil.

Baca Juga : Sanggah Luna Maya Pelakor, Video 11 Tahun Silam Ini Saksi Kemesraan Ariel NOAH dan Sarah Amalia

 

 

5. Reaksi emosional

Perhatikan reaksi anak tiap kita mencoba mendiskusikan tentang sekolah.

Jika seorang anak atau remaja memiliki reaksi emosional yang kuat terhadap percakapan tentang sekolah atau pertemanannya, itu bisa menjadi tanda mereka menyimpan kegelisahan di sekitar peristiwa itu.

Misalnya tiba-tiba anak menangis atau justru marah jika kita menyinggung tentang sekolah dan teman-temannya. (*)