Tak hanya itu, sepanjang 2017-2018 dilaporkan jika 152 orang meninggal, karena tumbuhan ini.
Tahun lalu, FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat mengatakan telah menjangkau beberapa perusahaan yang produksi kratom, memperingati mereka untuk berhenti mengiklankan kekuatan kratom secara salah.
FDA mengatakan obat itu telah dikaitkan dengan mengobati depresi, diare, obesitas, diabetes, parasit lambung, tekanan darah tinggi, kecemasan, divertikulitis, penarikan opiat, dan alkoholisme.
Baca Juga : Baru Dimulai Sehari Kemarin, Festival Musik Coachella Diwarnai Insiden Kebakaran
"Sains dan bukti penting dalam menunjukkan manfaat medis, terutama ketika suatu produk dipasarkan untuk mengobati penyakit serius seperti gangguan penggunaan opioid," kata FDA dalam sebuah pernyataan tahun lalu.
"Namun, sampai saat ini, belum ada studi ilmiah yang memadai dan terkontrol dengan baik yang melibatkan penggunaan kratom sebagai pengobatan untuk penghentian penggunaan opioid atau penyakit lain pada manusia."
Sementara itu, daftar kemungkinan efek samping kratom panjang.