NOVA.id – Dalam rangka memperingati Hari Bumi Internasional pada 22 April ini, yuk, kita mulai disiplin lagi untuk menjaga kebersihan, terutama dalam membuang sampah.
Sampah telah menjadi isu serius yang harus dihadapi dunia saat ini, termasuk Indonesia.
Bahkan, persoalan sampah turut mengancam ekosistem di laut.
Baca Juga : Meghan Markle Punya Mimpi untuk Menjadi Presiden Amerika Serikat, Tak Tertarik Jadi Ratu Inggris?
World Economic Forum pada 2016 menyatakan ada lebih dari 150 juta ton plastik di samudra.
Sedangkan, sebanyak 8 juta ton sampah plastik mengalir ke laut setiap tahunnya dan membahayakan lebih dari 800 spesies.
Merespon kondisi tersebut, Pemerintah Republik Indonesia berkomitmen untuk dapat mengurangi sampah plastik di laut sebanyak 70 persen pada tahun 2025.
Baca Juga : Nikahi Janda 17 Tahun Lebih Tua, Ajun Perwira Bagikan Momen Romantis Lamarannya
Sebagai bentuk upaya mencapai visi tersebut sekaligus mengekplorasi implementasi ekonomi sirkular, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI melakukan kunjungan ke Recyling Business Unit.
Implementasi ekonomi sekular ini sudah dikembangkan oleh Danone-AQUA dan Pabrik PT Namasindo Plas yang memproduksi PET daur ulang di Bandung, Jawa Barat.
Kunjungan ini bertujuan untuk menyelaraskan perspektif antara para pemangku kepentingan dalam memahami isu pengelolaan sampah plastik dan pentingnya kolaborasi lintas sektoral.
Baca Juga : Terbongkar Percakapan Mesra Syahrini dan Suaminya, Reino Barack: Sayang Sini Peluk
Pada kesempatan tersebut, Kasubdit Restorasi Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sapta Putra Ginting mengapreasiasi pengembangan sistem ekonomi sirkular yang telah dilakukan.
“Pada dasarnya, pemerintah tidaklah memusuhi plastik, kami mengendalikan timbulnya sampah plastik. Dengan implementasi ekonomi sirkular yang dilakukan industri semacam ini sampah dapat terjaga untuk tidak terbuang ke lingkungan dan hal ini harus diiringi dengan dukungan masyarakat untuk menggunakan plastik secara bijak dan tidak membuang sampah sembarangan.” Pungkasnya.
Implentasi ekonomi sirkular ini turut mengembangkan industri daur ulang sehingga sampah bisa dipakai secara berulang dan bermanfaat untuk masyarakat Indonesia.
Baca Juga : Ummi Pipik Berikan Pesan pada Istri Andre Taulany: Hati-Hati Mbak Cantik nan Soleha Atas Lisannya
Jadi, tak ada lagi yang membuang sampah ke laut yang bisa menyelamatkan miliaran spesies hewan di bawah laut untuk tetap hidup di perairan Indonesia.
“Semakin banyak konsumen memanfaatkannya maka usaha daur ulang juga akan meningkat. Selain edukasi, berbagai regulasi juga harus didorong untuk memanfaatkan produk daur ulang plastik sebagai bentuk kepedulian pada lingkungan.” Jelas Presiden Direktur PT Namasindo Plas, Yanto Widodo.
Sementara itu, Aqua sendiri sudah menjalankan program tersebut sejak 1993 yang berfokus pada tiga aspek daur ulang.
Baca Juga : Luna Maya Tak Mandi 16 Jam hingga Jerawatan, Maia Estianty Langsung Beri Tawaran Menggiurkan!
Gerakan ini berfokus kepada tiga aspek inti yaitu: pendidikan, inovasi produk, dan pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah
Model ekonomi sirkular merupakan penerapan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas pemakaian sumber daya.
Ekonomi sirkular menjadi alternatif ekonomi linier tradisional (membuat, menggunakan, membuang) dengan menyimpan sumber daya yang digunakan selama mungkin, mengekstrak sumber daya tersebut, kemudian memulihkan dan meregenerasinya.
Baca Juga : Kahiyang Ayu Pamer Kemesraan dengan Bobby Nasution, Para Jomblo Langsung Menjerit!
Baca Juga : Ummi Pipik Berikan Pesan pada Istri Andre Taulany: Hati-Hati Mbak Cantik nan Soleha Atas Lisannya
Melalui prinsip daur ulang dan penerapan ekonomi sirkular, sampah plastik dapat menjadi barang baru bernilai ekonomi dan dapat dimanfaat kembali sebagai sumber daya dan bahan baku.
Sahabat NOVA juga lakukan ini ya!(*)