Bagi para sniper Jerman yang bertempur di Rusia khususnya di kota Stalingrad yang menjadi ajang duel sniper paling sengit selama PD II, sniper perempuan sebenarnya menjadi target utama.
Oleh karena itu banyak juga sniper perempuan Rusia yang gugur akibat tembakan jitu para sniper Nazi yang rata-rata pelurunya menghantam tepat di kepala.
Untuk melumpuhkan target sebanyak mungkin pasukan Nazi Jerman bahkan sampai meningkatkan jumlah personel snipernya dari jumlah semula enam sniper setiap batalyon ditingkatkan menjadi 22 personel sniper.
Baca Juga : Bedanya Kondisi Caleg Stres Usai Gagal Pemilu 2019 dari 2009 dan 2014
Kemampuan rata-rata sniper Jerman bersenjata senapan Mauser K98k adalah menembak tepat kepala musuh pada jarak 400 meter, menembak dada pada jarak 500 meter, dan menembak posisi musuh pada saat berdiri dari jarak 800 m.
Tapi, ketika bertempur di Stalnigrad, para sniper Jerman kebanyakan tidak mampu mengeluarkan ketrampilan maksimal akibat faktor medan tempur yang dipenuhi reruntuhan gedung, cuaca buruk, musim dingin ekstrim, dan jarak tembak di bawah 300 meter.
Selain melumpuhkan daya tahan sniper, cuaca dingin ternyata berpengaruh kepada keakuratan senjata khususnya teleskop yang berkabut.
Baca Juga : Wisata Pintar dengan One-stop Edutainment di Ocean Park Hong Kong