NOVA.id - Demi bisa belajar di sekolah seorang bocah SD rela menempuh perjalanan jauh sendirian, tanpa orang tua yang mengantarkannya.
Bocah tersebut bernama Karim Maullah yang baru duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar.
Karim sekolah menempuh pendidikan nonformal di Masjid Terminal (Master) Depok.
Baca Juga : Menyayat Hati, Ayah Kandung Nikita Willy Akui Tak Pernah Dijenguk Anaknya Meski Sakit Usai Bercerai
Sekolah ini merupakan sekolah gratis untuk anak-anak jalanan yang berlokasi di Terminal Terpadu Depok.
Anak berusa 10 tahun itu tinggal di Kemayoran, Jakarta Pusat, sedangkan dirinya sekolah di Depok, Jawa Barat.
Jarak yang cukup jauh dari rumah ke sekolahnya membuat Karim harus berangkat pagi buta dari rumahnya.
Baca Juga : Fadel Islami Bocorkan Suasana Malam Pertamanya dengan Muzdalifah, Rangkulan Mesra sampai Ranjang Berbunga
Di saat semua masih terlelap tidur, Karim sudah bersiap untuk berangkat sekolah.
"Jam 3 pagi sudah berangkat dari rumah. Saya piatu, pulang pergi sendiri," ujar Karim.
Kisahnya menjadi viral saat bocah tersebut duduk di sebuah gerbong KRL tanpa menggunakan sepatu.
Baca Juga : Bukan Suami, Justru Kebahagiaan Istri Kunci Utama Keluarga Bahagia lo!
Dia hanya menggunakan sandal dan membawa tas yang berisi peralatan sekolah.
Hidup keluarganya yang ada dalam keterbatasan membuatnya bahkan tak bisa memiliki sepasang sepatu.
Bahkan untuk sekolah saja Karim hanya diberi ongkos untuk naik KRL, tanpa uang jajan.
Baca Juga : Terlihat Haru Saat Sungkeman, Ini Sosok Ayah Bule Irish Bella yang Masih Kompak dengan Mantan Istri!
"Saya ga punya sepatu, Ga dikasih uang jajan, cuma dikasih uang ongkos pulang pergi doang," kata Karim.
Karim tinggal bersama nenek dan kakeknya di Kemayoran.
Neneknya diketahui sedang sakit dan hanya tinggal di rumah, sedangkan sang kakek bekerja sebagai tukang ojek di Kemayoran.
Baca Juga : Anaknya Terlihat Santai Hadapi Ujian Nasional, Rossa yang Malah Merasa Deg-degan
Ibu dari Karim telah meninggal dunia, dan sang ayah bekerja menjadi kuli bangunan di Manggarai.
Salut untuk Karim, meski dalam keterbatasan pantang untuk menyerah untuk tetap bersekolah dan menuntut ilmu. (*)