Tak Ingin Mati Muda? Jangan Ragu-Ragu untuk Ambil Cuti dan Liburan!

By Tentry Yudvi Dian Utami, Sabtu, 4 Mei 2019 | 09:00 WIB
Tak Ingin Mati Muda? Ambilah Cuti Supaya Panjang Umur! (NataliaDeriabina)

NOVA.id – Bekerja memang perlu dilakukan agar kebutuhan hidup kita tercukupi.

Tapi, bukan berarti kita enggak boleh cuti lo, justru jika kita jarang ambil cuti bisa-bisa kita mati muda.

Tentunya dong, Sahabat NOVA tidak inginkan seperti ini?

Baca Juga : Ini Persiapan Wajib Buat Ibu-Ibu yang Sering Antar Jemput Anak Sekolah Naik Motor

Kerja keras memang penting untuk kelangsungan hidup.

Tapi, kita tak boleh lupa, pikiran dan tubuh kita juga perlu istirahat.

Berdasarkan riset terbaru terungkap sebuah kesimpulan, mengambil cuti mungkin dapat membantu seseorang hidup lebih lama.

Baca Juga : Inilah 3 Alasan Kenapa Kamu Harus Menonton Avengers: Endgame

Tak tanggung-tanggung, riset dilakukan selama 40 tahun, dan menemukan pekerja yang mengambil cuti kurang dari tiga minggu setiap tahun memiliki risiko kematian dini sepertiga lebih tinggi.

Tentunya, hal ini berbanding terbalik dengan mereka yang mengambil cuti lebih banyak.

Periset mengatakan, hidup sehat dan olahraga teratur tetap tak bisa menggantikan manfaat istirahat untuk menghilangkan stres dan memperpanjang harapan hidup.

Baca Juga : Detik-Detik Romantis Richard Kyle Lamar Jedar di Hadapan El Barack

"Gaya hidup sehat tak bisa mengatasi efek kerja terlalu keras, dan tak dapat menggantikan manfaat liburan," kata Profesor Timo Strandberg, dari University of Helsinki di Finlandia.

Menurut dia, liburan bisa menjadi cara yang baik untuk menghilangkan stres.

Laman Independent memberitakan, riset ini dimulai pada tahun 1970an dengan melibatkan 1.222 pria paruh baya yang lahir antara tahun 1919-1934.

Baca Juga : Saturdays Buka Gerai Pertamanya, Ini Keunggulan yang Ditawarkan

Separuh dari peserta diberi instruksi untuk menerapkan gaya hidup sehat dengan berolahraga, menerapkan pola makan sehat, mencapai berat badan sehat, dan berhenti merokok.

Sementara, peserta riset yang lain tak diberi instruksi apa pun.

Periset mengatakan, hidup sehat dan olahraga teratur tetap tak bisa menggantikan manfaat istirahat untuk menghilangkan stres dan memperpanjang harapan hidup.

Baca Juga : Ucie Sucita Yakin Bisnis Kecantikan Jadi Usaha Menguntungkan Masa Depan

"Gaya hidup sehat tak bisa mengatasi efek kerja terlalu keras, dan tak dapat menggantikan manfaat liburan," kata Profesor Timo Strandberg, dari University of Helsinki di Finlandia.

Menurut dia, liburan bisa menjadi cara yang baik untuk menghilangkan stres. 

Laman Independent memberitakan, riset ini dimulai pada tahun 1970an dengan melibatkan 1.222 pria paruh baya yang lahir antara tahun 1919-1934.

Baca Juga : Rilis Kampanye Tukar Baju, Zero Waste Indonesia Tawarkan Gaya Fashionable Minim Sampah

Semua peserta memiliki risiko terkena penyakit jantung karena beragam faktor, seperti tekanan darah tinggi, merokok, atau kelebihan berat badan.

Separuh dari peserta diberi instruksi untuk menerapkan gaya hidup sehat dengan berolahraga, menerapkan pola makan sehat, mencapai berat badan sehat, dan berhenti merokok. 

Sementara, peserta riset yang lain tak diberi instruksi apa pun.

Baca Juga : Ini 5 Menit Aja Bonding Sederhana ala Artika Sari Devi dan Zoe

Hasil riset yang telah dipresentasikan dalam Konferensi European Society of Cardiology, Jerman menunjukkan hal yang mengejutkan.

Sebab, mereka yang diberi instruksi untuk melakukan gaya hidup sehat malah menghadapi risiko kematian dini lebih besar. 

Menurut peneliti, ini terjadi karena instruksi tersebut mungkin telah menambahkan tekanan ekstra pada hidup mereka.

Baca Juga : Dog Does Disco 2019, Ajang Penghargaan Bergengsi bagi Para Anjing Peliharaan

Peserta yang juga diinstruksikan untuk melakukan gaya hidup sehat dan mengambil cuti kurang dari tiga minggu dalam setahun, 37 persen lebih mungkin untuk mengalami risiko serupa.

"Risiko kematian dini yang disebabkan oleh gaya hidup intensif terkonsentrasi pada laki-laki dengan waktu liburan lebih pendek setiap tahunnya," papar Profesor Strandberg.

"Gaya hidup yang penuh tekanan ini mungkin telah mengesampingkan setiap manfaat dari intervensi," kata dia.

Baca Juga : Aura Kasih Buka Klinik Kecantikan untuk Bantu Perempuan Indonesia Merawat Diri dengan Mudah dan Murah

Ia menambahkan, intervensi itu pun mungkin mendatangkan efek psikologis yang menambahkan tekanan dalam kehidupan mereka.

Artikel ini telah tayang di laman nakita.grid.id dengan judul Tak Ingin Alami Kematian Dini? Sering-seringlah Ambil Cuti Supaya Panjang Umur!