Ramai-Ramai Diet Kantong Plastik demi Menjaga Lingkungan dan Bumi

By Siti Sarah Nurhayati, Senin, 6 Mei 2019 | 19:56 WIB
Tiza Mafira selaku Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (NOVA/SARAH)

NOVA.id - Plastik laksana bumerang. Semula dibuat untuk memudahkan hidup manusia—tapi karena salah diarahkan—akhirnya malah menyusahkan hidup manusia sendiri.

Limbah plastik yang kian menggunung kian mengancam ekosistem bumi kita tercinta. 

Karenanya, tak berlebihan sekelompok teman-teman kita lantas tergugah untuk turut menyelamatkan bumi lewat wadah yang diberi judul “Komunitas Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik”.

Baca Juga : Pengalaman Pertama, Dian Sastro Ketagihan Rampok Kantong Plastik

Mulai Cinta Lingkungan Dengan Ini (Novita Putri/NOVA)

Sesuai dengan namanya, komunitas ini mengajak kita untuk mengubah perilaku penggunaan plastik.

Termasuk giat menyadarkan masyarakat mengenai bahaya yang akan timbul jika menggunakan kantong plastik secara berkelanjutan.

“Komunitas ini berdiri atas dasar keprihatinan bahwa plastik itu sudah sangat mencemari saluran air dan lautan kita," ucap Tiza Marfiza, Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik.

Baca Juga : Nagita Slavina Kenakan Outfit Senilai Nyaris Rp300 Juta Saat Hadiri Dinner Syahrini-Reino Barack

"Dan kunci dari solusinya adalah mengajak perubahan perilaku konsumen,” ungkapnya pada NOVA.

Ada tiga hal dan tujuan utama yang saat ini gencar dilakukan oleh Tiza dan teman-temannya, yakni, “Pertama, memberikan edukasi pada masyarakat."

"Kedua, berkolaborasi dengan pelaku usaha terutama ritel, yang ketiga adalah advokasi kebijakan untuk mendorong perubahan kebijakan-kebijakan seperti kantong plastik tidak gratis dan larangan kantong plastik," jelasnya. 

Baca Juga : Lalai, Dokter Diduga Menjatuhkan Bayi yang Baru Lahir hingga Mengalami Pendarahan Otak

Bahaya Plastik Tak Sepele (Novita Putri/NOVA)

Tiza menjelaskan, awalnya ia mendorong pemerintah untuk memberikan kebijakan berbayar pada kantong plastik dan mengampanyekannya sejak 2013 lalu.

“Makanya awal mula perjuangan saya itu adalah dengan membuat petisi, meminta ritel tidak lagi memberikan kantong plastik secara gratis. Nah itu yang menjadi awal mula adanya uji coba kantong plastik berbayar,” jelas Tiza.

Dari petisi tersebut, mulailah ada beberapa kota yang menindaklanjuti larangan kantong plastik ini.

Baca Juga : Puasa Pertama dengan Muzdalifah, Fadel Islami Ungkap Curahan Hati dan Harapannya

Hingga kini sudah banyak pasar swalayan yang tidak memberikan kantong plastik secara gratis lagi berkat kampanye yang mereka buat.

Meski begitu, Tiza merasa kantong plastik berbayar masih kurang efektif karena masih banyak masyarakat yang memilih membeli kantong plastik tersebut dibanding harus membawa kantong belanja sendiri.    

“Harganya terlalu murah ya, jadi sebenarnya efektif atau tidak, tidak mutlak jawabannya karena ada yang ngasih harga Rp200, ada yang ngasih harga Rp1.000 gitu. Kalau mau efektif memang harganya harus cukup mahal sehingga membuat orang enggan untuk membeli,” tegasnya.

Baca Juga : Demi Selamatkan Temannya, DJ Adam Sky Asal Australia Meninggal di Bali

Minimalkan Sampah Plastik Anda (Novita Putri/NOVA)

Karena poin dari petisi yang ia buat bukan untuk menjual keresek sebanyak mungkin tapi sebaliknya, agar masyarakat enggan membeli dan memakai kantong plastik sekali pakai tersebut.

Lantas, masih mau pakai plastik? Yuk mulai diet plastik untuk kelangsungan hidup anak dan cucu kita kelak! (*)