NOVA.id - Bau mulut sering menjadi gangguan kesehatan yang kerap dialami ketika menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Tentu saja, kondisi mulut yang mengeluarkan aroma tak sedap membuat penderitanya tidak nyaman.
Bahkan mungkin enggan untuk berinteraksi atau berbicara dengan orang lain.
Baca Juga : Tidak Dilarang, Inilah Waktu yang Tepat untuk Bercinta Saat Ramadan
Asal tahu saja, ada beberapa sumber penyebab bau mulut ini terjadi.
Mulai dari kondisi kesehatan mulut sampai kondisi lambung.
Yap, salah satunya dipicu oleh kondisi asam lambung.
Baca Juga : Tak Perlu Khawatir, Kita Bisa Atasi Rambut Rontok dengan Bahan Rumahan Ini
Nah, kondisi ini bisa jadi meningkat saat kita menjalankan ibadah puasa, lo.
Sebab, kondisi bau mulut dan lambung ini dipengaruhi oleh pola makan saat berpuasa.
“Banyak sumbernya. Bisa karena dia enggak merawat gigi, bisa karena dia sebelum imsak enggak gosok gigi, gigi berlubang, dan bisa juga karena makanannya banyak mengandung karbohidrat dan protein.
Dia akan nyempil dan oleh bakteri lama-kelamaan dihancurkan jadi timbul bau,” ujar Prof. Hardinsyah, MS. PhD., Ahli gizi dan Ketua PERGIZI Pangan Indonesia.
Baca Juga : Sempat Disumpahi oleh Jihan Fahira, Begini Tanggapan Andre Taulany Saat Mengetahuinya
Yap, mengkonsumsi makanan dengan kadar karbohidrat dan protein yang tinggi saat puasa, khususnya saat sahur dapat mempengaruhi sistem kerja lambung dan meningkatkan risiko bau mulut.
Apalagi bagi Sahabat NOVA yang memiliki masalah asam lambung.
Bukan tidak mungkin asam dalam lambung akan meningkat dan berimbas pada keluarnya aroma tak sedap dari mulut kita.
Baca Juga : Terungkap 5 Tips Sederhana untuk Ciptakan Kulit Cerah Saat Ramadan!
Nah, agar kondisi asam lambung dan aroma mulut kita tetap normal pada saat menjalankan puasa, maka pola makan ini harus diimbangi dengan asupan buah dan sayuran.
Eits, tapi bukan sembarang sayur dan buah.
“Yang dikonsumsi itu sayur dan buah segar, ya. Bukan sayur buah yang diproses dipanasin berkali-kali.
Baca Juga : Hindari Mencukur Rambut di Area Miss V Jika Tak Mau Tertular Penyakit Kelamin dan Risiko Ini
Nah, itu meningkatkan ph di lambung, artinya tidak terlalu asam, pH lambung kita kan sekitar 2.5 sampai 3.5,” ujar Prof. Hardinsyah.
“Ketika kita banyak makan protein hewani, maka itu–pH lambung–akan turun lagi, makin rendah. Kita makan berlemak itu dia rendah lagi.
Padahal kita mencegah dia agar tidak terlalu rendah kan? Nah, jadi harus ada sayur dan buahnya di samping makanan berserat,” tambahnya.
Baca Juga : Jarang Terekspos, 13 Tahun Berumah Tangga Mantan Adik Ipar Titi DJ, Fathir Muchtar Adem Ayem
Nah, maka itu penting bagi kita untuk konsumsi sayur dan buah ya, Sahabat NOVA.
Agar napas segar, dan ibadah lancar. (*)