NOVA.id - Sebelum wafat, Ani Yudhoyono sempat dirawat di Singapura selama kurang lebih 4 bulan.
Kanker darah membuat istri dari Susilo Bambang Yudhoyono ini harus dirawat intensif dan menjalani kemoterapi.
Ani Yudhoyono juga sempat akan mendapatkan donor sumsum tulang belakang dari adiknya, Pramono Edhie Wibowo.
Dia adalah satu-satunya orang dalam keluarga yang bisa menjadi pendonor setelah dilakukan sejumlah tes dan pemeriksaan.
Sempat muncul kelegaan, karena ada orang dari anggota keluarganya yang membantu melakukan donor tersebut.
Namun donor belum sempat dilakukan karena kondisi Ani Yudhoyono yang tidak memungkinkan.
Baca Juga: Belum Mengerti Neneknya Telah Meninggal, Cucu Bungsu Ani Yudhoyono Hanya Tahu Memo Sedang Tidur
Hal ini disampaikan oleh dokter kepresidenan Mayjen TNI Terawan Agus Putranto dikutip dari GridHot.ID pada Sabtu, (01/06).
"Kemarin memang kondisinya membaik. Tapi tiba-tiba beliau mengalami kemunduran dan itu bukan dari apa-apa, memang dari perjalanan penyakitnya sendiri," ujar Terawan.
"Kalau perencanaannya sesuai tentu bisa diberikan donornya. Namun berjalannya penyakit tidak mungkin diberikan donor," lanjutnya.
Baca Juga: Potret Tampan Putra Menteri Susi Pudjiastuti yang Baru Saja Wisuda, Netizen Absen Mau Jadi Mantu
Kerjasama yang dilakukan untuk menyelamatkan Ani Yudhoyono pun dilakukan beberapa dokter kepresidenan Indonesia yang dibantu oleh dokter Singapura dan Amerika Serikat.
"Tim di sini sudah berjuang dengan keras," kata Terawan.
"Apa yang dilakukan sudah maksimal. Harapannya semua bisa membuat baik. Namun Tuhan memberi rencana lain. Dan ini memberi kesedihan bagi kita semua," imbuhnya.
Baca Juga: Berniat Baik untuk Bangunkan Shalat, Seorang Ayah Malah Tewas Terbunuh di Tangan Putrinya Sendiri
Meski segala upaya telah dilakukan, namun takdir berkata lain, Ani Yudhoyono akhirnya wafat pada usia 67 tahun tanggal (01/06).