Gatal Tak Kunjung Berhenti, Bisa Jadi Tanda Terserang Diabetes yang Renggut Nyawa Ayah Dewi Perssik

By Tiur Kartikawati Renata Sari, Senin, 10 Juni 2019 | 18:36 WIB
Gatal Tak Kunjung Berhenti, Bisa Jadi Tanda Terserang Diabetes yang Renggut Nyawa Ayah Dewi Perssik (Instagram/@dewiperssikreal)

NOVA.id - Mochammad Aidil, ayah Dewi Perssik, tutup usia akibat menderita komplikasi diabetes pada Minggu, (09/06) di RS Siloam Semanggi, Jakarta.

Sebulan sebelum tutup usia, ayah Dewi Perssik sudah dirawat intensif karena komplikasi diabetes yang dideritanya sejak lama.

Melansir dari Kompas.com, penyakit yang satu ini rupanya memiliki beberapa gejala tak terduga, apa saja?

Baca Juga: Camilan Nikmat Rendah Lemak Buat Kamu Si Emotional Eater

1. Perubahan warna kulit

Noda gelap di lipatan kulit, biasanya di bagian belakang leher, siku, atau buku-buku jari, seringkali merupakan tanda peringatan awal dari melonjaknya kadar gula darah.

Namun, genetika atau kondisi hormonal juga dapat menyebabkan gangguan kulit yang mirip, yang disebut acanthosis nigricans.

"Ketika saya melihat adanya noda kehitaman pada kulit pasien, hal pertama yang saya lakukan adalah meminta mereka melakukan tes gula darah," kata Sanjiv Saini, MD, dermatolog di Edgewater, Maryland.

Baca Juga: Ayah Dewi Perssik Meninggal Dunia Akibat Komplikasi Diabetes, Kurangi Penggunaan Bumbu Ini agar Tetap Bugar

"Kadar insulin tinggi mendorong pertumbuhan sel-sel kulit dan produksi melanin. Inilah yang membuat kulit berbercak," imbuhnya.

Menurunkan berat badan, sedikitnya 4-5 kilogram akan membuat kadar gula darah cenderung lebih rendah dan membantu melenyapkan bercak hitam tersebut.

Jika tidak, katanya dokter kulit dapat mengobatinya dengan terapi laser atau topikal retina A.

Baca Juga: Suka Antar Jemput Anak Sekolah Naik Motor? Lakukan Ini Agar Anak Aman dan Nyaman

2. Penglihatan kabur atau meningkat tajam

"Kita mungkin sering mendengar bahwa pandangan kabur adalah salah satu gejala diabetes. Pada kenyataannya, gejala diabetes dapat mengubah pandangan kita menjadi lebih baik atau lebih buruk," kata Howard Baum, MD, asisten profesor kedokteran di divisi diabetes Vanderbilt University.

"Ada banyak pasien yang penglihatannya jadi membaik ketika gula darah mereka meningkat, setelah mulai menjalani pengobatan diabetes, mereka membutuhkan kacamata lagi," imbuhnya.

Apa yang menyebabkan hal tersebut? Diabetes menyebabkan kadar cairan dalam tubuh bergeser, termasuk cairan di dalam mata kita.

Inilah yang membuat ketajaman penglihatan menjadi tidak menentu.

Baca Juga: Nyaman dan Aman Naik Motor, Jangan Lupa Pastikan 3 Hal Ini

3. Gatal tak berhenti

Diabetes mengganggu sirkulasi darah, yang dapat menyebabkan kulit kering dan gatal.

"Beberapa pasien yang baru didiagnosis diabetes menyebutkan bahwa mereka mengalami gatal-gatal yang ekstrim pada tangan dan kaki. Jadi, jika muncul gejala seperti ini, dokter harus memertimbangkan hubungannya dengan gejala diabetes lainnya," kata Baum.

Jika menggunakan pelembap tidak menolong mengurangi gatal, sebaiknya kita menemui dokter lagi.

Baca Juga: Wujudkan Permohonan SBY, Anji Bocorkan Lirik Lagu Tentang Almarhum Ani Yudhoyono, Seperti Apa?

 

4. Pendengaran berkurang

Jika kita menemukan diri kita menyalakan TV dengan volume sangat besar atau tidak bisa mengikuti percakapan tanpa meminta orang lain untuk mengulangi apa yang barusan mereka katakan, beritahu dokter bahwa kita perlu tes gula darah.

Satu studi yang dilakukan oleh National Institute of Health mengatakan, gangguan pendengaran bisa menjadi gejala awal diabetes.

Orang dengan kadar gula darah tinggi yang belum memenuhi kriteria diabetes, 30 persenlebih mungkin untuk memiliki kerusakan pendengaran dibandingkan mereka yang memiliki kadar glukosa normal.

Para peneliti percaya bahwa diabetes dapat merusak pembuluh darah dan saraf telinga bagian dalam, yang menyebabkan ketajaman pendengaran jadi jauh berkurang.

Baca Juga: Terungkap, Ini yang Dilakukan Luna Maya Saat Kepergok di Bali Bersama Faisal Nasimuddin!

5. Mendengkur keras

Jadi jika kita mendapati diri kita mendengkur keras, termasuk saat tidur siang, ada baiknya melakukan pemeriksaan kadar gula darah.

Satu penelitian di Kanada menunjukkan bahwa 23 persen pasien apnea (gangguan tidur obstruktif ringan atau sedang), mendapati diri mereka menderita diabetes dalam waktu 5 ½ tahun setelah diagnosis apnea ditegakkan.

Hubungan antara keduanya tidak sepenuhnya bisa dipahami, tapi ada satu benang merah yang perlu diperhatikan yaitu, pasien dengan gangguan napas saat tidur cenderung untuk melepaskan hormon stres dan hormon stres ini dapat meningkatkan kadar gula darah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kenali 5 Gejala Diabetes yang Tak Terduga