7. Ia kecanduan alkohol, narkoba, atau judi dan kita hanyalah serpihan hidupnya.
8. Sesekali ia bersikap manis sebagai kompensasi perlakuan buruknya selama ini.
Ia terus mengingatkan betapa baiknya ia memperlakukan kita hanya karena 1 malam dibawa ke hotel di antara ribuan hari penuh siksa lainnya.
9. Ketika kita merasa nyaman untuk mengekspresikan perasan dan mengirimkan pesan indah atau menulis puisi, maka ia akan membuat kita merasa tertolak atau tidak pantas untuk diterima.
Bukannya berterimakasih, ia justru marah karena pesan tersebut menganggu pekerjaannya di kantor.
Lihatlah, ia tidak pernah ingin kita lebih dekat dengannya, kita selalu menjadi budak yang butuh persetujuan untuk melakukan sesuatu.
Baca Juga: Viral, Detik-Detik Warga Riau Histeris Angkat Potongan Tubuh Manusia dari Perut Buaya Buncit