Pemerintah Nusa Tenggara Barat Imbau Masyarakat untuk Awasi Pemakaian Susu Kental Manis

By Tentry Yudvi Dian Utami, Senin, 15 Juli 2019 | 20:00 WIB
milk (naturalbox)

“Asumsinya, orang tua memberi susu dengan harapan anaknya sehat. Yang diharapkan dari susu adalah protein. Nah kandungan protein akan full kalau kadar susunya juga full. Misalnya UHT, itu susunya full.

"Tapi kalau SKM, lebih banyak gulanya dari susu, kalau SKM dianggap minuman tunggal, orang tua merasa sudah memberi susu, padahal bukan susu.

"Karenanya ini menjadi beresiko, dari sisi gizi tidak tercukupi kebutuhannya,” jelas Nurhandini Eka saat ditanya dampak kental manis terhadap gizi anak.

Iklan kental manis yang sebelumnya menjadi polemik karena mempromosikan kental manis sebagai susu anak dan keluarga mulai ditarik peredarannya pasca BPOM mengeluarkan aturan tentang kental manis yang termuat di dalam Per BPOM No 31 tentang Label Pangan Olahan, Oktober 2018 yang lalu.

Baca Juga: Sehat dan Kuat! Simak 4 Manfaat Tak Terduga Saat Anak Ikut Kelas Gym

Selain iklan, BPOM juga menegaskan bahwa kental manis bukan sumber gizi tunggal dan tidak untuk menggantikan ASI.

“Iklan sudah di tarik. Tp karena sudah puluhan  tahun dianggap demikian, maka kita perlu rubah karena SKM tidak setara dengan susu lain.

"Secara tidak langsung, minum susu kental manis, gulanya banyak, anak akhirnya tidak suka dengan susu asli. Yang namanya susu itu tidak manis,  anak-anak yang sudah terlanjur, maka tidak akan suka dengan susu yang benar,” tutup Kadinkes.(*)