NOVA.id - Sulitnya menghadapi remaja memang bukan keluhan baru.
Bagi orang tua yang membesarkan anak, seringkali fase remaja jadi masa terberat.
Sehubungan dengan tumbuh kembangnya, anak mengalami banyak sekali perubahan di masa remaja.
Baca Juga: Selamat! Kompas.com Terpilih Jadi Trusted Online Media Versi Superbrands 2019
Si anak sedang belajar menyesuaikan diri dengan perbedaan hormon, bentuk tubuh, lingkungan, dan masih banyak lagi.
Jadi, wajar saja kalau perilakunya jadi berbeda.
Si anak bukan lagi bayi atau bocah yang bisa diajak main atau senang bermanja-manja di pelukan kita.
Baca Juga: Sebelum Meninggal Dunia, Agung Hercules Sempat Meminta Untuk Dipanggil dengan Nama Lain
Bisa jadi sekarang sikapnya jadi sulit ditebak.
Alasan di balik tindakannya malah lebih sulit lagi dipahami.
Kalau Sahabat NOVA mengalami hal di atas, tidak perlu khawatir karena ktia tidak sendiri.
Baca Juga: Agung Hercules Meninggal Dunia di RS Dharmais, Indra Bekti Konfirmasi Kebenarannya
Yang terpenting adalah kesiapan orang tua untuk mendukung dan ada bagi si anak dalam segala fase.
Ingat, bukan cuma Sahabat NOVA yang kesulitan menghadapi si remaja.
Dia juga bisa jadi sedang kesulitan memahami kita.
Baca Juga: Saat Restoran Ruben Onsu Kebakaran, Ternyata Sarwendah Sedang Alami Kecelakaan
Karena itu sangat penting bagi orang tua untuk memiliki komunikasi yang baik di rumah.
Dalam sharing session yang diadakan oleh EF English First di SOS Children’s Villages Cibubur, psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S. Psi menganjurkan penggunaan kata-kata yang lembut.
Lebih baik bicara pelan ketimbang langsung memarahi.
Baca Juga: Baru Dekat dengan Sang Ayah Saat Dewasa, Anak Sambung Nunung Sempat Dikira Selingkuhan Iyan Sambiran
Kalaupun perlu marah, pastikan si anak mengerti alasannya.
Saran tersebut memang tidak mudah dipraktikkan.
Apalagi kadang orang tua yang tengah berusaha bicara lebih lembut, malah ikutan dianggap aneh oleh remaja di rumah.
Baca Juga: Ambil Bagian di Food and Hotel Indonesia 2019, Sasa Gelar Live Cooking
Kalau ini terjadi, Vera menyarankan orang tua untuk terlebih dulu memulai pembicaraan bersama si remaja.
“Misalnya ajak ngomong anaknya, kemarin-kemarin kan ibu suka marahnya begini ya, ternyata itu salah. Itu mungkin menyakiti kamu, jadi mulai sekarang kita ubah, yuk,” contoh Vera.
Dengan begitu anak bisa lihat kalau orang tua mau berubah.
Baca Juga: Andi Soraya Beberkan Gangguan Psikis Anaknya Akibat Kasus Narkoba Steve Emmanuel
Ini bisa mendorong remaja untuk ikut merubah perilakunya.
Tapi kalau segala cara sudah dicoba dan orang tua terlanjur kehabisan akal, konsultasi psikologi tidak ada salahnya.
Hanya saja, ingat, bukan berarti kalau ke sudah datang ke ahli, orang tua boleh lepas tangan.
Baca Juga: Ivan Gunawan Beri Isyarat Kebenaran Atas Hebohnya Kehamilan Syahrini
“Psikolog bukan laundry service, masuk kotor keluar bersih,” jelas Vera.
Menurutnya terapis terbaik adalah orang tua, apalagi orang tua punya hubungan emosional yang lebih dekat dengan anak.
Hasil konsultasi dengan psikolog membantu orang tua mengatur ekspektasi dan tuntutan buat si anak.
Baca Juga: Meski Belum Bertemu dengan Wijin, Gading Marten Ungkap Keinginannya untuk Calon Pasangan Gisel
Karena itu orang tua juga harus duduk dan bekerjasama.
“Hasil pemeriksaan bisa membantu tahu bagaimana kita menangani ini, tapi yang lebih penting adalah kita ini paham anak ini kenapa,” pungkas Vera dalam sharing session tersebut.
Sharing session ini merupakan rangkaian acara dari program EF Mobile yang diadakan oleh sekolah kursus inggris English First.
Baca Juga: Restorannya Kebakaran, Curahan Pilu Ruben Onsu: Semua Datang Bertubi-tubi Tanpa Kasih Celah
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk perhatian EF dalam bidang pendidikan dan anak.
Acara yang bertajuk Kiat Sukses Berkomunikasi dengan Remaja ini diadakan pada Rabu (24/07) lalu dan dihadiri oleh sejumlah orang tua asuh dari SOS Children’s Villages Cibubur.
Cinthya selaku Marketing Manager EF English First mengungkapkan, kegiatan kali ini ditujukan pada orang tua asuhnya.
Baca Juga: Akur, Dewi Perssik Jenguk Saipul Jamil di Penjara, Masih Panggil dengan Nama Kesayangan
“Kita memang ingin kerjasama juga sama organisasi lain, yang memang salah satu fokusnya adalah sesuai dengan fokus kita juga, yang tidak jauh dari edukasi,” terang Cinthya.
SOS Children’s Villages sendiri merupakan organisasi nirlaba yang menyediakan pengasuhan, pendidikan, dan kesehatan bagi anak-anak yang telah atau beresiko kehilangan orang tua.
Anak-anak disediakan keluarga, rumah, dan ibu asuh dalam lingkungan yang aman. (*)
Sarah Harun