NOVA.id - Sebaik-baiknya proses perceraian, umumnya pasti membawa dampak buruk pada psikologis anak.
Seperti yang dinyatakan psikolog anak, Dra. Reiny Hasan dalam rubrik Tanya Jawab Psikologi NOVA.
Simak penjelasannya yang terangkum dalam Tabloid NOVA terbaru edisi 1641, terbit 5-11 Agustus 2019 lalu.
Baca Juga: Stop Jadi Perempuan Sein Kanan tapi Belok Kiri, Ini 4 Cara Agar Bugar dan Konsentrasi Naik Motor
Diceritakan oleh Itta (22), ia memiliki saudara perempuan usia SMA dengan kasus orang tua bercerai.
Singkatnya, saudara perempuannya yang bernama Mitha tersebut jadi jarang pulang ke rumah semenjak perceraian orang tuanya.
Diketahui, sebelumnya Mitha juga kerap menyaksikan orang tuanya bertengkar hebat.
Baca Juga: Tak Perlu Panik Kulit Rewel, Tenangkan dengan Aloe Gel Lokal Ini
Berdasarkan informasi tersebut, Dra Reiny Hasan menyatakan bahwa perceraian sering sekali menyisakan banyak masalah emosional yang tak terjamah, boro-boro terpecahkan, pada anak.
Anak berada dalam posisi yang paling rentan terhadap dampak negatif perceraian.
Sayangnya, orangtua jarang sekali menyiapkan anaknya secara mental untuk memperoleh informasi mengenai alasan perceraian tersebut.
Baca Juga: Dikenal Kalem dan Keibuan, Sifat Asli Iriana Jokowi Dibongkar Ajudan Cantiknya: Kaya Nggak Kerja
Akibatnya muncul reaksi diam hingga kabur dari rumah.
Reaksi tersebut merupakan mekanisme pertahanan diri (defense) yang ia kembangkan, untuk bisa tetap bertahan dalam situasi perceraian.
Kita perlu memberi bantuan dan dukungan kepada Mitha atau anak lainnya yang mengalami kasus serupa dengan menemaninya melalui masa-masa sulit tersebut.
Selagi ada waktu, coba saja datang berbagai cerita tanpa menghakimi maupun mengorek peristiwa.
Berikan emotional bounding agar ia tak merasa sendirian di dunia ini.
Memang hal itu butuh kesabaran, tetapi bukankah semua masalah memiliki solusi?
Tetap semangat selalu ya, Sahabat NOVA! (*)