Diderita Anak Dede Sunandar, Berikut 8 Fakta Tentang Sindrom Williams

By Jenny, Sabtu, 10 Agustus 2019 | 18:30 WIB
Ladzan Syafiq Sunandar (paling kiri), anak Dede Sunandar yang menderita Sindrom Williams. (Instagram/@dede_sunandar)

NOVA.id - Anak dari pelawak dan presenter Dede Sunandar yang bernama Ladzan Syafiq Sunandar mengidap penyakit langka, Sindrom Williams atau Williams Syndrome.

Putra keduanya tersebut baru menginjak usia 1 tahun 4 bulan.

Terkait hal itu, kenali 8 fakta tentang penyakit langka Sindrom Williams tersebut.

Baca Juga: Yuk, Coba 3 Ide Me Time Ini agar Weekend Makin Seru

1.  Sindrom Williams Adalah Kondisi Genetik

Hal ini disebabkan oleh penghapusan bahan genetik di kromosom 7 sekitar 26-28 gen.

Manusia biasanya memiliki 46 kromosom di setiap sel yang dibagi menjadi 23 pasang.

Kromosom 7, terdiri dari 159 juga DNA yang mewakili lebih dari 5 persen dari total DNA dalam sel.

Baca Juga: Tupperware Indonesia Pecahkan Rekor Dunia Lewat Aksi Donor Darah

2. Masalah Kesehatan

Beberapa masalah kesehatan yang paling umum terjadi pada penderita Sindrom Williams atau Williams Syndrome adalah penyakit kardiovaskular.

Kardiovaskular, merupakan sakit jantung pada pembuluh, stuktur, hingga pembekuan darah.

Bahkan, akan mengalami keterlambatan pertumbuhan dan gangguan disabilitas lainnya termasuk perkembangan kecerdasan.

Baca Juga: Tak Simpan Dendam Meski Namanya Pernah Disudutkan, Polo Setia Dampingi Nunung: Sudah Ikhlas Menerima Semuanya

Penderita pun kehilangan gen elastin yang berdampak pada penyempitan arteri aorta.

Arteri aorta merupakan arteri terbesar dalam tubuh yang berperan menerima darah sarat oksigen dari jantung.

Otomatis, penderita butuh operasi jantung untuk mengembalikan fungsi arteri aorta.

Baca Juga: Manjakan Lidah dengan Rendang Paru yang Kaya Rempah, Ini Resepnya!

3. Karakteristik Wajah

Penderita Sindrom Williams atau Williams Syndrome umumnya memiliki hidung kecil yang terbalik, mulut lebar, bibir penuh, dan dagu kecil.

Uniknya, beberapa orang dengan Sindrom Williams memiliki mata biru atau hijau.

Bahkan, memiliki cahaya di iris mata mereka.

Baca Juga: Seorang Perempuan Tak Sengaja Menelan Sendok Sepanjang 12 cm, Begini Kondisi Tubuhnya Usai Operasi

4. Interaksi Sosial

Mereka kelewat aktif dibanding manusia lainnya.

Biasanya, mereka cukup berani dengan orang asing atau memulai percakapan dengan orang dewasa dibanding teman-teman seusianya.

Sikapnya pun dikenal terlalu ramah pada siapapun yang ia temui.

Baca Juga: Dulu Sempat Dikabarkan Hamil, Meriam Bellina Ternyata Dipukuli Hotman Paris hingga Masuk Rumah Sakit

5. Nama Lain Sindrom Williams atau Williams Syndrome

Sindrom Williams atau Williams Syndrome sebelumnya dikenal dengan sebutan, Elfin Face Syndrome karena karakteristik wajahnya.

Sifat ramah penderita membuat nama baru penyakit itu menjadi Sindrom Williams atau Williams Syndrome.

Hal itu lebih diterima oleh masyarakat Eropa hingga menyebar ke negara lainnya.

Baca Juga: Sukses Gelar Konser Dekadenya, Afgan: Saya Pusing Banget Kalau Enggak Ada Rossa!

6. Jumlah Kasus

Terjadi pada 1 di antara 10.000 orang di seluruh dunia.

Anak perempuan atau laki-laki punya potensi yang untuk mengalaminya.

Di Amerika sendiri terjadi lebih pada 20.000 hingga 30.000 penduduknya.

Baca Juga: Kelewat Mewah, Begini Hunian Tania Nadira Putri Pejabat Penting yang Miliki Lift Berbalut Emas dan Tangga Marmer!

7. Penyebab Beragam

Selain karena penghapusan bahan genetik di kromosom 7 sekitar 26-28 gen, terdapat penyebab beragam lainnya yang berbeda-beda setiap kasus.

Ini adalah peristiwa acak dalam siklus reproduksi.

Faktor keturuanan juga menjadi penyebab lainnya, di mana jika orang tua menderita Sindrom Williams maka anak kemungkinan besar mengalaminya.

Baca Juga: Dua Hari Tayang Film Wedding Agreement Raih 133 Ribu Penonton, Berikut 5 Alasan Kenapa Wajib Ditonton!

8. Kondisi Psikologis

Mereka memiliki tingkat kecemasan yang tinggi karena hipersensitivitas yang didiagnosis dengan wajah seperti hyperacusis, atau pendengaran sensitif.

Depresi, isolasi diri pun terjadi karena tak mampu membangun relasi yang langgeng.

Semoga semakin berkurang penderitanya dan yang sakit boleh segera pulih! (*)