Namun, pemikiran tersebut berubah di tahun terakhir masa perkuliahannya, tahun 1994-1995.
Saat itu Vina merasa ia memiliki cukup waktu luang sambil mengerjakan skripsi dan melakukan research kecil mengenai pekerjaan yang cocok untuknya.
“Saya pilih asisten dosen di lab komputer, karena pada saat itu saya bandingkan dengan asisten lab akuntansi lebih gede bayarannya jadi asisten lab komputer. Ujung-ujungnya duit,” katanya tertawa.
Dari sanalah, Vina seakan menemukan tools-nya dalam ketertarikan di dunia teknologi.
“Part of IT itu yang saya manfaatkan."
"Saya ngajar mahasiswa lain gimana caranya menganalisa pakai spreadsheet karena dulu belum ada coding. Saya ajarkan tools-nya seperti apa. Ya, jadi yang itu bikin saya tertarik.” Teknologi Beri Dampak
Bukan sekadar masalah penghasilan, nyatanya ada hal berharga yang bisa ibu dua anak ini ambil usai menjadi asisten dosen di lab komputer.