NOVA.id - Republik Indonesia kini telah memasuki usia ke 74 tahun.
Ya, HUT RI ke-74 jatuh pada hari Sabtu, 17 Agustus 2019.Tujuh puluh empat tahun berlalu, bangsa ini telah banyak menghadapi rintangan yang menghadang. Bahkan, banyak pula yang terjadi setelah pembacaan teks proklamasi kemerdekaan dahulu kala.
Baca Juga: Ikut Upacara 17 Agustus di Istana, Cucu ke-2 Jokowi Tampil Cantik Berbalut Kebaya PutihIbu Fatmawati pun menceritakan kisahnya kepada Majalah Intisari edisi Agustus 1970 dengan judul Bendera Pusaka, Dijahit Ibu Fatmawati Oktober 1944.Dalam wawancara dengan Fatmawati tersebut ternyata diketahui jika bendera pusaka dijahit setahun sebelum kemerdekaan tiba."Ya, memang benar Ibu yang menjahit Bendera Pusaka. Ibu jahit bendera tersebut sehubungan dengan “janji” Indonesia merdeka di zaman Jepang.
Baca Juga: Jajal Daerah Lombok, KFC Ajak Anak-anak Peduli Lingkungan Melalui Cara Unik
"Bahan yang Ibu gunakan adalah kain merah dan putih biasa. Apa mereknya persis sudah lupa."Bendera itu Ibu jahit di Gedung Pegangsaan Timur 56, tempat di mana Bapak memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia, sekarang Gedung Pola."(Kapan menjahit bendera) Tepatnya Ibu lupa. Pokoknya kira-kira medio Oktober 1944," ujar Fatmawati kala itu.
Baca Juga: Jokowi dan Jan Ethes Kompak Pakai Baju Adat Bali Saat Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-74Tak hanya itu, Fatmawati juga menceritakan kejadian yang terjadi setelah peristiwa Rengasdengklok.Ia mengatakan bahwa suaminya akan memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 setelah sebelumnya Bung Karno pamit bersama Bung Hatta untuk pergi ke rumah Laksamana Maeda."Malam-malam baru Bapak datang dari rapat dan sambil masuk kamar untuk menulis teks berkata, 'Besok kita memproklamirkan Kemerdekaan kita'," ujar Fatmawati seraya mencontohkan omongan Soekarno.
Baca Juga: Makan Api, Luna Maya Heboh Teriak Histeris hingga Disebut Lebay
Bahkan, Fatmawati juga menceritakan jika dirinya dan Soekarno harus rela menyamar jadi tukang sayur dan tukang pecel. Bung Karno sendiri pun juga harus berpindah tempat dari tempat satu ke tempat lain guna menghindari bahaya-bahaya yang datang kepadanya."Ada beberapa hal yang akan Ibu ceritakan agar dapat diketahui oleh generasi sekarang supaya mereka dapat membayangkan betapa sulit dan prihatinnya mempertahankan kemerdekaan ini.
Baca Juga: Profil Salma El Mutafaqqiha Putri Achzaabi, Pemegang Baki Bendera Merah Putih saat Upacara Kemerdekaan"Setelah hari proklamasi, Bapak tidur berpindah-pindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lain."Hal itu harus dilakukan dengan menyamar. Cobalah bayangkan. Untuk pergi ke salah satu rumah kawan di daerah Matraman, Bapak harus menyamar sebagai penjual sayur."Bapak memakai kopiah buruk dan kemeja kotor dan kumal. Di pinggangnya melilit sarung pelekat tua.
Baca Juga: Dirgahayu RI ke-74, Inilah Kata-Kata Bijak dari Sang Proklamator Ir Soekarno
Baca Juga: Tetap Nyentrik, Lihat Gaya Menteri Susi Pudjiastuti dengan Kebaya Saat Upacara Kemerdekaan RI ke-74
"Dengan celana rombengan dan pikulan sayur terus ‘menjajakan’ sayurnya sampai ke rumah kawan yang dituju."Kalau Ibu menyamar sebagai penjual nasi pecel dengan konde di atas kepala dan kebaya kumal," kisah Fatmawati.Walau sulit, ia mengatakan kejadian tersebut justru menjadi cerita lucu untuk sekarang.
Baca Juga: Cantiknya Menantu Jokowi Selvi Ananda dengan Kebaya Modern Pamer Perut Buncit Saat Upacara HUT RI"Kalau diingat kejadian-kejadian itu sekarang rasanya lucu sekali," kenang Fatmawati. (*)