Daur Ulang 10 Ribu Ton Lebih Kemasan Karton Bekas Minuman pada 2018, Tetra Pak Indonesia dan Mitra Terus Lanjutkan Misi

By Dionysia Mayang Rintani, Selasa, 10 September 2019 | 10:26 WIB
()

 

NOVA.id – Sebagai perusahaan pemrosesan dan pengemasan makanan serta minuman, Tetra Pak Indonesia berkomitmen untuk terapkan prinsip circular economy.

Prinsip ini sejalan dengan ambisi perusahaan hingga 2020.

Pada 2018, Tetra Pak Indonesia bersama mitra pendaur telah mendaur ulang lebih dari 10.388 ton kemasan karton bekas minuman.

Baca Juga: Berulang Kali Minta Maaf pada Keluarga Korban Kecelakaan, Dul Jaelani: Saya Dapat Pelajaran Berharga

Tak hanya mengurangi dampak terhadap lingkungan, komitmen ini juga memberikan nilai ekonomis bagi para mitra usaha daur ulang.

Michael Wu, Managing Director Tetra Pak Malaysia, Singapore, Philippines, dan Indonesia menjelaskan, “aspek keberlanjutan selalu menjadi inti dalam komitmen kami untuk melindungi makanan, masyarakat, dan masa depan.”

Tetra Pak Indonesia secara berkelanjutan bekerja untuk mencapai dampak lingkungan minimum di seluruh rantai pasokan.

Baca Juga: Berita Terpopuler: Anak Elza Syarief Minta Maaf Setelah Unggah Video Vulgar Nikita Mirzani hingga Bebby Fey Ungkap Barang Bukti Pelecehan Seksual

()

“Kami memahami pentingnya kolaborasi jangka panjang dengan mitra-mitra kami seperti pengumpul sampah, pendaur ulang, pelanggan, pemerintah, komunitas, dan para pemangku kepentingan lainnya untuk menyukseskan ambisi kami dalam low carbon circular economy,” lanjutnya.

Tetra Pak berkomitmen untuk meningkatkan tingkat daur ulang hingga 24% dengan mempertimbangkan berbagai pencapaian yang telah diraih Tetra Pak Indonesia bahkan sejak 2005 dan berkelanjutan pada 2015.

Sejak 2005, Tetra Pak Indonesia telah secara bersama mengembangkan infrastruktur pengumpulan yang diinisiasi bersama Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK).

Baca Juga: Anak Doyan Corat-Coret Baju dan Karpet dengan Krayon? Ini Langkah Praktis Bersihkan Nodanya

Kemudian pada 2015, perusahaan berhasil menjalin kerja sama dengan 3 mitra pengumpul di 3 provinsi dan 2 mitra pendaur, dengan tingkat daur ulang sebesar 7,5% (2.885 ton).

Lalu pada 2016, Tetra Pak Indonesia berhasil membangun infrastruktur daur ulang polymer aluminum (polyal) dengan salah satu mitra pendaur di Tangerang dengan kapasitas 7.000 lembar atap gelombang polyal per bulan dan tingkat daur ulang sebesar 8,7% (4.382 ton).

Di tahun berikutnya, perusahaan berhasil menghubungkan kembali mitra pengumpul di Jawa Barat dan total 4 mitra pengumpul dengan kenaikan tingkat daur ulang mencapai 14,7% (6.637 ton).

Baca Juga: Tambah Penghasilan, Ini 5 Usaha yang Bisa Dikembangkan Hanya dengan Modal Kecil

Pada 2018, perusahaan bersama mitra pendaur telah menambah nilai investasi untuk peningkatan kapasitas hingga 1.500 ton per bulan dan mencapai tingkat daur ulang sebesar 21,2% (10.338 ton) sekaligus meningkatkan fasilitas pemilahan mitra pengumpul.

Kemudian pada 2019 ini, perusahaan berhasil menambah mitra pengumpul baru dan total telah ada 5 mitra pengumpul yang bertanggung jawab untuk wilayah Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jabodetabek, sehingga kenaikan tingkat daur ulang diharapkan mencapai 22,5%.

Baca Juga: Ahli Ungkap Potensi Berbahaya Asteroid yang Mendekati Bumi Minggu Ini

Sementara pada 2020 nanti, Tetra Pak Indonesia mencanangkan target tingkat daur ulang sebesar 24% dan lebih dari 13.000 ton kemasan karton bekas yang akan terdaur ulang.

Kesuksesan Tetra Pak dalam meningkatkan kapasitas daur ulang tidak terlepas dari kolaborasi jangka panjang dengan para mitra seperti pengumpul sampah, pendaur ulang, pelanggan, masyarakat, pemerintah, komunitas, bank sampah, dan pemangku kepentingan lainnya.

Baca Juga: Blak-blakan, Pengakuan Krisdayanti Hidup di Pesantren Tengah Hutan Demi Lepas dari Candu Narkoba

Wisnu Wiguna, pemilik Leo Graha Sukses Primatama, perusahaan yang telah bermitra dengan Tetra Pak selama lebih dari 10 tahun, dengan fokus bidang usaha pada daur ulang kertas ini, menjelaskan, “Kami membutuhkah kualitas serat panjang dari kemasan karton bekas minuman ini dan materi polimer aluminium (PolyAl) dalam kemasan karton minuman Tetra Pak yang berfungsi untuk memastikan aspek keamanan pangan ternyata dapat didaur ulang serta menghasilkan produk atap gelombang yang berkualitas. Selain itu juga memiliki nilai ekonomis tinggi dan diterima baik di pasaran.”

Hal ini telah terbukti dapat menambah diferensiasi bidang usahanya.

Baca Juga: Lama Tak Terdengar Kabarnya Usai Cerai, Cathy Sharon Kini Jualan Sayur Demi Hidupi Dua Buah Hatinya

Daur Esia Jaya Trimegah  yang juga fokus pada pengolahan daur ulang serat kertas dari kemasan karton bekas minum mengaku program ini sejalan dengan misi mereka.

“Serat kertas berkualitas baik dari hasil daur ulang kemasan Tetra Pak, kami olah menjadi berbagai karya kreatif berwawasan lingkungan yang memberikan nilai tambah bagi kami selaku pelaku bisnis,” Direktur Daur Esia, Mignonne N.B. Maramis.

Selain itu, untuk memaksimalkan pencapaian usaha daur ulang, Tetra Pak Indonesia, Leo Graha, dan Daur Esia juga mengajak para konsumen di Indonesia mempraktikkan kesadaran gerakan 3L (Lipat, Letak, dan Lepas) untuk penanganan kemasan karton bekas minuman.

Baca Juga: Suami Selalu Merasa Benar dan Tak Mau Disalahkan? Ini 4 Langkah Menghadapinya

 

 

 

Gerakan tersebut terdiri dari Buka Lipatan atas dan bawah, Letakkan Sedotan ke dalam kemasan dan meratakannya, serta Lepaskan Kemasan di tempat sampah terpilah yang disediakan.

Gerakan ini diharapkan mampu meningkatkan kepedulian konsumen dan masyarakat terhadap pemilahan sampah sejak dari sumbernya.

Tujuannya, meningkatkan nilai ekonomi sampah, efektivitas dalam pengumpulan sampah sehingga semakin memperkuat ekosistem daur ulang khususnya pada kemasan karton bekas minuman. (*)