NOVA.id - BJ Habibie, wafat pada Rabu (11/09) pada pukul 18.05 WIB di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
Presiden ketiga Republik Indonesia ini memiliki prestasi yang luar biasa untuk negeri.
Habibie menjadi salah satu orang jenius yang dimiliki Indonesia, ia memiliki IQ tinggi dengan nilai 200.
Ini melebihi IQ yang dimiliki Albert Einstein yang menjadi ilmuwan fisika yang memiliki nilai IQ 160.
Habibie menjadi kebanggaan Indonesia, dengan prestasi yang ditorehkannya untuk dunia penerbangan.
BJ Habibie memiliki gelar lengkap Prof. Dr. Ing. H. BJ Habibie FREng dan menjadi cendekiawan kebanggaan yang dimiliki Indonesia.
Ia merupakan penemu dari Faktor Habibie hingga dijuluki dengan 'Mr Crack'.
Habibie kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan kemudian mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Rhenish Westfalische Technishce Hochschule, Jerman.
Faktor Habibie menjadi rumus temuan untuk menghitung keretakan atau crack progression on random saat ia mempelajari fenomena fatigue pada konstruksi pesawat.
Baca Juga: 20 Quotes Romantis BJ Habibie Tentang Cinta Sejati dan Kesetiaan
Rumus itu mampu menghitung crack progression sampai skala atom dalam material konstruksi pesawat.
Rumus yang didapatkan oleh Habibie itu kini digunakan oleh dunia penerbangan internasional.
Tak hanya untuk Indonesia, Habibie juga mendapatkan penghargaan dari pemerintahan Jerman.
Baca Juga: Seminggu Usai Melahirkan Anak ke-2, Penampilan Terbaru Sandra Dewi Sukses Curi Perhatian
Das Grosse Verdienstkreuz, negara Bagian Niedersachsen Republik Federal Jerman (1980) dan Das Grosse Verdienstkreuz Mit Stern Und Schulterband Republik Federal Jerman (1980) merupakan dua penghargaan yang didapat Habibie dari pemerintah Jerman atas jasa-jasanya.
Penghargaan itu diberikan kepada orang yang berjasa pada pemerintahan Jerman, baik di bidang politik, sosial maupun teknologi.
Habibie, menjadi salah satu orang yang mendapatkan penghargaan tertinggi tersebut karena telah berjasa pada kemajuan Jerman.
Selama di Jerman, Habibie pernah menjadi Kepala Riset dan Pengembangan Analisis Struktur pada perusahaan Hamburger Flugzeugbau Gmbh.
Ia berkerja sebagai wakil presiden dan direktur teknologi serta penasehat untuk perusahaan tersebut.
Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bolkow-Blohm, perusahaan penerbangan yang berpusat di Jerman, sebelum kembali ke Indonesia pada 1973. (*)