Sebut BJ Habibie Sebagai Tokoh Favoritnya, Suara Najwa Shihab Langsung Bergetar Saat Bacakan Surat Selamat Jalan

NOVA.id - Presiden ketiga BJ Habibie mengembuskan napas terakhirnya pada, Rabu (11/09).

Meninggal dunia di usia 83 tahun di RSPAD Gatot Soebroto pada pukul 18.05 WIB, BJ Habibie banyak meninggalkan kenangan manis bagi rakyatnya.

Salah satu orang yang sangat merasa kehilangan atas kepergian BJ Habibie, yakni Najwa Shihab.

Baca Juga: 20 Quotes Romantis BJ Habibie Tentang Cinta Sejati dan Kesetiaan

BJ Habibie diketahui sudah 10 kali menjadi bintang tamu dalam program Mata Najwa yang dipandu oleh Najwa Shihab.

Najwa Shihab mengaku jika BJ Habibie merupakan tokoh favoritnya yang pernah ia wawancara.

Hal itu Najwa ungkapkan dalam unggahannya di Instagram. Najwa mengunggah beberapa foto dirinya dengan BJ Habibie.

Baca Juga: Penyesalan Maudy Ayunda Mendengar BJ Habibie Wafat: Pengen Banget Nunjukin Usaha Aku Jadi Ibu Ainun

"Setiap kali ditanya siapa tokoh favorit yang pernah diwawancara, jawaban saya tidak pernah berubah. Bacharudin Jusuf Habibie,"

"Dan saya beruntung dapat banyak sekali kesempatan berbincang dengan Eyang Habibie. Soal cinta, demokrasi, tekhnologi, Indonesia yang berdikari dan harapannya untuk anak-anak muda negeri," tulis Najwa dalam keterangan fotonya.

Selain itu, Najwa juga mengunggah video dirinya membacakan sepucuk surat untuk kepergian Bj Habibie.

Baca Juga: Melihat Rumah BJ Habibie yang Sarat Makna, Banyak Gabungkan Tradisi Indonesia Hingga Foto Ibu Ainun yang Selalu Ada di Setiap Bagian Rumah

Seraya suara bergetar, Najwa membacakan suratnya yang berisi sebagai berikut.

Selamat Jalan Presiden Habibie.

Maut memang bisa mengambil mereka yang gemilang, yang akan abadi tinggallah pikiran yang cemerlang.

Karena visi memang melampaui panjangnya usia, pemikir tak pernah benar-benar meninggalkan dunia.

Maka Habibie sejatinya tidak pernah pergi, ide-idenya akan abadi hingga kapan nanti.

Baca Juga: Reza Rahadian Menangis Dengar BJ Habibie Wafat: Selamat Bertemu Kembali dengan Eyang Ainun

Giliran kita merawat segala yang ia wariskan, tentang bangsa yang bertumpu pada pengetahuan.

Dialah sang penemu yang mencintai tanpa jemu, yang pulang ke tanah air walau diserbu bujuk rayu.

Baginya panggilan ibu pertiwi adalah yang utama, melampaui iming-iming yang disodorkan dunia.

Habibie kini sudah terbang menuju keabadian, kita bersaksi ia telah menunaikan kebaikan. (*)