Siklus Haid Tidak Teratur Bahkan Sampai Nyeri dan Kram? Segera ke Dokter Bila 5 Tanda Ini Terjadi

By Widyastuti, Sabtu, 21 September 2019 | 21:30 WIB
Siklus Haid Tidak Teratur Bahkan Sampai Nyeri dan Kram? Segera ke Dokter Bila 5 Tanda Ini (Jomkwan)

NOVA.id - Mungkin Sahabat NOVA sering bertanya, mengapa siklus haid tak teratur? Sebenarnya, ada begitu banyak kemungkinan penyebab siklus haid tak teratur.

Akan tetapi, penyebab paling umum adalah adanya kegagalan ovarium saat melepaskan telur setiap bulan.

“Namun selain itu, perubahan diet, berat badan, olahraga, stres, usai melakukan perjalanan, dan perubahan jadwal kerja juga bisa menjadi penyebab siklus haid tak teratur,” kata Laura Whiteley, MD, dari Memorial Hermann Medical Group.

Baca Juga: Rangkul Putra Jokowi, Hotman Paris: Lihat Dong Jas Sama Sepatu Gue Lebih Mahal!

Jonathan Espana, MD, seorang ob-gyn di Paviliun Perempuan Texas Child Hospital, sekaligus spesialis kesehatan perempuan dari Houston menyebutkan, siklus haid yang “normal” biasanya berselang 21-35 hari. Dengan aliran menstruasi sekitar 2 sampai 3 sendok teh per siklus.

Dalam beberapa kasus, siklus haid tidak teratur juga bisa menjadi sinyal dari gangguan kesehatan lain yang lebih serius, seperti tiroid atau masalah perdarahan, fibroid rahim, bisa juga sebagai sinyal kista ovarium atau sindrom ovarium polikistik.

Pada beberapa kasus, perubahan siklus haid juga bisa berubah dipicu oleh diabetes, kanker, penyalahgunaan obat dan alkohol, dan infeksi HIV.

Oleh karena itu, ketahui kapan tandanya kita harus ke dokter ketika mengalami siklus haid tak teratur.

Kita harus menghubungi dokter jika:

1. Haid selama lebih dari tujuh hari dalam dua bulan berturut-turut. Ingat, bedakan darah haid dengan vlek yang biasanya keluar sedikit usai haid.

2. Darah haid yang keluar sangat banyak sehingga kita merasa lemas dan memiliki detak jantung yang cepat.

Baca Juga: Curahan Mulan Jameela yang Kerap Dapat Komentar Negatif dari Netizen: Dibilang Kuat Juga Enggak, Aku Hanya Terus Berhusnuzan

 

3. Perdarahan ketika haid sangat banyak sehingga kita harus ganti pembalut setiap jam.

4. Mengalami perdarahan atau mengalami haid lagi di antara siklus bulan pertama dan kedua.

5. Merasa sakit haid yang berlebihan diselingi kram.

Selain itu, bila terjadi kembali perdarahan usai menopause, sebaiknya kita juga memeriksakan diri ke dokter. "Perdarahan postmenopause tidak normal dan harus selalu dievaluasi oleh dokter," tandasnya. (*)