NOVA.id - Tekanan dari media terhadap Meghan Markle terhadap kini ditanggapi serius oleh Pangeran Harry.
Pangeran Harry memberikan peringatan pada Selasa (01/10) dan tak segan akan mengambil tindakan hukum.
"Sebagai pasangan, kami percaya pada kebebasan media dan memberitakan secara obyektif dan jujur.
Baca Juga: Sepupu Pangeran Harry Umumkan Pertunangan dengan Seorang Pengusaha Kaya, Duda Satu Anak!
Kami menganggapnya sebagai landasan demokrasi dan dalam kondisi dunia saat ini - di setiap level- kami tidak pernah membutuhkan tanggung jawab media lebih banyak," jelas Pangeran Harry dalam suratnya.
Namun pemberitaan yang membahas mengenai keluarganya, terutama sang istri kini malah dirasa semakin merugikan.
Terutama pada saat Meghan Markle menjalani cuti hamil dan mengurus anaknya.
"Sayangnya, istri saya telah menjadi salah satu orang yang menjadi korban akhir-akhir ini dari tabloid berita Inggris yang melakukan kampanye melawan individu tanpa memikirkan konsekuensinya, kampanye kejam tersebut meningkat selama setahun terakhir dan sepanjang kehamilannya dan saat membesarkan putra kami yang baru lahir," sambungnya.
"Ada korban manusia untuk propaganda tanpa henti ini, khususnya saat hal itu disengaja salah dan berbahaya, dan meskipun kami terus memasang wajah berani," ungkap Pangeran Harry.
"Saya tidak bisa menggambarkan betapa menyakitkan itu, karena di era digital saat ini, pemalsuan pers digunakan kembali sebagai kebenaran di seluruh dunia," jelas suami dari Meghan Markle tersebut.
Ia juga mempertanyakan mengenai kabar positif yang harusnya dibagikan sejak seminggu yang lalu saat kunjungan keluarganya ke Afrika Selatan.
Namun berita positif tersebut dibuat seperti standar ganda pers.
Pangeran Harry juga menambahkan mengenai sosok Meghan Markle yang tak pernah berubah dari awal pernikahan hingga saat ini.
Baca Juga: Sudah Makin Besar, Penampilan Archie Sangat Mirip dengan Pangeran Harry Saat Kunjungan ke Afrika
"Dia adalah perempuan yang sama dengan dia tahun lalu pada hari pernikahan kami, sama seperti dia adalah perempuan yang sama yang pernah anda lihat dalam tur Afrika ini,"
"Saya sudah lama menjadi saksi bisu penderitaan pribadinya, untuk mundur dan tidak melakukan apa pun akan bertentangan dengan semua yang kami yakini," jelasnya.
Pangeran Harry memilih mengambil tindakan hukum atas pemberitaan negatif karena ia tak ingin orang yang disayanginya kembali disakiti.
Baca Juga: Ini Alasan Putri Diana Ajak Pangeran Harry Pergi ke Restoran Cepat Saji Walau Punya Koki Kerajaan
"Ada saatnya ketika satu-satunya hal yang harus dilakukan adalah mempertahankan tindakan ini, karena itu menghancurkan orang dan menghancurkan kehidupan.
Sederhananya, itu adalah intimidasi yang menakuti dan membungkam orang," jelasnya.
"Meskipun tindakan ini mungkin bukan yang aman, itu adalah yang benar. Karena rasa takutku yang terdalam adalah sejarah terulang kembali,"
Adik dari Pangeran William ini pun menceritakan bagaimana sedihnya harus melihat Putri Diana mengalami hal tersebut dan kini Meghan diperlakukan dengan cara yang kurang lebih sama.
"Saya telah melihat apa yang terjadi ketika seseorang yang saya cintai mengalami komoditasi hingga mereka tidak lagi diperlakukan atau dipandang sebagai orang yang nyata, saya kehilangan ibu saya dan sekarang saya menyaksikan istri saya menjadi korban kekuatan yang sama," kata Pangeran Harry.
Meghan Markle akan mengambil tindakan hukum terhadap surat kabar yang secara tidak sah menerbitkan surat pribadinya kepada sang ayah, Thomas Markle pada awal tahun ini.
Baca Juga: Intip 4 Transformasi Meghan Markle Sebelum Menjadi Istri Pangeran Harry
Dalam surat tersebut terungkap Meghan Markle mengungkapkan rasa sakitnya berada di istana sejak menikah.
Firma hukum Schilling yang mewakili Meghan Markle mengatakan dia telah mengajukan klaim Pengadilan Tinggi terhadap surat kabar tersebut atas dugaan penyalahgunaan informasi pribadi, pelanggaran hak cipta dan pelanggaran Undang-Undang Perlindungan Data 2018.
Di akhir pernyataan yang ditulisnya, Pangeran Harry mengatakan, "kami berterima kasih kepada publik atas dukungan yang berkelanjutan, ini sangat dihargai, meskipun tak terlihat seperti itu, kami benar-benar membutuhkannya." (*)