NOVA.id - Indomie dinobatkan sebagai ramen terbaik versi LA Times yang merupakan harian asal Amerika Serikat.
Meski merupakan mi instan, namun Indomie tetap dinobatkan sebagai ramen terenak karena kelezatannya.
Kini jadi ramen terenak, ternyata begini sejarah dan fakta Indomie yang jarang diketahui.
Baca Juga: Saingi Donat Indomie, Yuk Sajikan Nugget Internet untuk Takjil Nanti
"Menempatkan Indomie sebagai juara sebenarnya curang, karena Indomie lebih tepat disebut sebagai mi instan daripada ramen," tulis food columnist Lucas Kwan Peterson di LA Times.
Namun, ia tak peduli. Sebab, menurut Peterson, Indomie sangat enak.
Peterson menyebutkan, ketika Indomie ayam panggang beserta bumbu-bumbunya bersatu, mereka memberikan sensasi rasa surgawi.
Baca Juga: Wow, Ada Kreasi Baru Donat Indomie! Berminat untuk Mencobanya?
Lantas bagaimana sejarah mi dengan slogan “Indomie seleraku” ini?
Mi instan pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia tahun 1969.
Awalnya keberadaan mi instan sempat diragukan.
Baca Juga: 3 Cara Tepat untuk Makan Ramen agar Semakin Nikmat, Salah Satunya Zuzutto!
Akan tetapi, harganya yang terjangkau, mudah disajikan, serta cenderung awet membuat Indomie yang pertama kali meluncur tahun 1972 berkembang pesat seiring diterimanya mi instan di Indonesia.
Melansir dari situs web resmi Indomie, produk pertama yang diperkenalkan adalah Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam.
Kemudian, pada tahun 1982, penjualan produk Indomie mengalami peningkatan yang sangat signifikan setelah diluncurkannya Indomie Kuah Rasa Kari Ayam.
Baca Juga: Resep Tabloid Nova Terbaru, Ramen Kepiting ala Korea yang Bisa Menggoyang Lidah!
Varian baru
Indomie makin digemari, ketika tahun 1983 muncul varian rasa Indomie Mi Goreng.
Indomie pertama kali dibuat oleh PT Sanmaru Food Manufacturing Co Ltd.
Namun, kemudian tahun 1984 perusahaan ini dibeli oleh PT Sarimi Asli Jaya yang memproduksi Sarimi.
Selanjutnya tahun 1990, PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang sebelumnya bernama PT Panganjaya Intikusuma mengakuisisi perusahaan tersebut sehingga Sarimi dan Indomie berada di bawah satu perusahaan.
Baca Juga: Alec Baldwin Ditangkap, Ini Daftar Masalah Akibat Temperamen Buruknya
Keberadaan PT Indofood tidak bisa terlepas dari sosok Sudono Salim atau Liem Sioe Liong.
Melansir dari harian Kompas, Minggu (20/12/1992), Salim dengan Salim Groupnya menerapkan strategi bisnis yang terintegrasi.
Sedikitnya 90 persen pasar domestik mi instan saat itu dikuasai Salim Grup melalui produk Supermi, Sarimi, Super Cup, dan sebagainya.
Bahkan omzet penjualan hampir Rp1 triliun pada tahun 1990.
Populer hingga ke Mancanegara
Seiring berjalannya waktu, Indomie kian populer bahkan hingga ke Mancanegara, seperti Singapura, Malaysia, Hong Kong, dan Taiwan, bahkan telah menjangkau negara kawasan Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika.
Kepopuleran Indomie merambah hingga ke luar negeri tak lepas dari usaha PT Indofood Sukses Makmur sejak pertama kali memasarkannya ke negara lain tahun 1992.
"Kalau bicara populer, Indomie itu sejak tahun 1992, jadi sudah mengakar, dan original yang pertama," ujar Direktur PT Indofood Sukses Makmur Franciscus Welirang, melansir pemberitaan Kompas.com (08/06/2017).
Kini Indomie memiliki sejumlah pabrik di berbagai negara, seperti Malaysia, Arab Saudi, Nigeria, Suriah, hingga Mesir.
Bahkan, pada tahun 2016 Indomie pernah masuk jajaran 10 merek paling banyak dibeli di seluruh dunia berdasarkan riset perusahaan Kantar Worldpanel bertajuk Brand Footprint. (*)
Artikel ini telah tayang di laman Kompas.com dengan judul Dinobatkan Jadi Ramen Terenak Versi "LA Times", Ini Sejarah Indomie