NOVA.id - Banyak anak Indonesia mengalami gizi buruk dan stunting yang perlu menjadi perhatian kita.
Sebab, salah satu anak mengalami gizi buruk dan stunting, yakni dikarenakan asupan ASI yang berhenti saat masa tumbuh kembang bayi.
Seperti diketahui, ASI dibutuhkan bayi dari usia 0-2 tahun.
Baca Juga: Ibu Harus Tahu! 6 Poin Penting Memberi Makanan Pendamping ASI pada Bayi
“ASI cuma bermanfaat di usia 0-2 tahun. Kalau sudah besar kan sudah enggak ada manfaatnya,” jelas pakar laktasi dr. Ameetha Drupadi, CIMI dalam acara Ultah ke-2 Teman Bumil, Kiat Sukses MengASIhi.
Ameetha menyarankan untuk memberikan ASI seharusnya dilakukan pada enam bulan pertama bayi.
Namun, walaupun disarankan ASI diberikan pada 0-2 tahun, pada nyatanya, banyak ibu yang berhenti memberikan ASI dan menggantikannya dengan ASI pengganti.
Baca Juga: Ibu Harus Tahu! 6 Poin Penting Memberi Makanan Pendamping ASI pada Bayi
Sebetulnya, menurut Ameetha, ibu masih memberikan ASI lagi selama bayi masih dalam masa emasnya, yakni 0-2 tahun.
Walaupun anak akan sulit meninggalkan pengganti asi yang diberikan ibu.
Oleh karena itu, ibu harus melakukan bonding terlebih dahulu dengan anak saat memberikan asupan makanan.
Baca Juga: Mengenal Kolostrum, ASI Pertama yang Diproduksi dan Miliki Segudang Manfaat
“Bayi yang sudah mulai kenal dot, maka selingkuhannya (dot, empeng), harus pergi dulu. Hentikan botol dot. Ganti dengan gelas atau sendok. Ibu dan bayi harus bonding, kontak 24 jam. Lebih baik lagi skin to skin supaya bayi nyaman lagi dengan ibunya,” tambahnya.
Ameetha menyarankan untuk melakukan hal tersebut selama 3x24 jam untuk membuat bayi kembali meyusui lagi dengan ibu.
“Kalau ibu kerja, 1 bulan kerja mulai pompa asi. 2 minggu sebelum kerja, yang mengasuh bayi mulai melatih bayi minum pakai gelas. Saat ibu di rumah, menyusui langsung,” jelasnya. (*)