Hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem terpenting pada kawasan pesisir.
Di banyak wilayah pesisir, masyarakat sangat bergantung pada jasa lingkungan yang disediakan oleh ekosistem mangrove.
“Ekosistem mangrove yang sehat mendukung produktivitas perikanan. Selain itu, ekosistem mangrove juga memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan secara optimal terkait mata pencaharian berkelanjutan dan inisiatif yang menghasilkan pendapatan, termasuk ekowisata dan kegiatan rekreasi lainnya,” jelas Direktur Program Kelautan YKAN Muhammad Ilman.
Baca Juga: Tak Perlu ke Dokter, Ini 5 Obat Alami Atasi Nyeri Punggung Saat Kerja atau Beraktivitas
Terletak di Pulau Kaledupa, bagian selatan Desa Tampara memiliki tutupan hutan mangrove yang rapat.
Total luasnya 37,5 hektar, dengan 9 jenis mangrove. Bagi peminat wisata pengamatan burung, hutan mangrove di Desa Tampara adalah rumah bagi 33 spesies burung.
Khusus pada vegetasi mangrove dapat ditemukan burung-burung pergam, kacamata, cabai, kepudang, dan elang. Selain itu, di jalur mangrove juga dapat ditemukan burung Penggunting-laut belang yang berstatus rentan, serta Gajahan timur dan Kedidi besar yang berstatus genting, terutama saat surut dan di bagian yang berlumpur (International Union for Conservation of Nature, 2019).
Baca Juga: Nisya Ahmad Blak-blakan Akui Nempel Popularitas Raffi Ahmad di Dunia Entertainment