Cerita Dian Sastrowardoyo Tentang Anak dengan Autisme dan Seni

By Tentry Yudvi Dian Utami, Selasa, 3 Desember 2019 | 22:00 WIB
Cerita Dian Sastrowardoyo Tentang Anak Autisme dan Seni (Afri Prasetyo/NOVA)

“Melalui seni, anak dengan autisme dapat lebih mudah beradaptasi, berkomunikasi dengan baik, dan bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya,” jelasnya.

Anak dengan austisme pun bisa berubah saat ia dewasa nantinya, selama ditangani dengan tepat dan cepat.

Nuryanti Yamin, Ortopedagog dan Co-Founder Drisana Center mengatakan, “Meskipun gejala ASD dapat ditemui pada masa kanak-kanak, hanya sebagian kecil anak dengan autisme yang dapat hidup mandiri hingga dewasa.”

Baca Juga: Ibu Ini Tega Tinggalkan Anaknya yang Autis di Tempat Makan dengan Sepucuk Surat

Mayoritas anak dengan autisme memiliki kesulitan komunikasi dan bahasa tingkat parah, sehingga membutuhkan dukungan dan perawatan seumur hidup.

Beberapa indikator pada anak dengan autisme adalah ekspresi wajah datar, tidak menggunakan bahasa tubuh, jarang memulai komunikasi, tidak meniru aksi atau suara, bicara sedikit atau tidak sama sekali, membeo kata, intonasi bicara aneh, tampak tidak mengerti kata, serta mengerti dan menggunakan kata secara terbatas.

Melihat pentingnya penaganan tepat bagi anak dengan autisme, Dian Sastrowardoyo pun digandeng Sorak Gemilang Entertainment (SGE Live) untuk menggalang donasi untuk Sekolah Drisana, yaitu sekolah khusus anak dengan autisme.

Baca Juga: 7 Tanda Anak Autisme yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya tentang Ekspresi Wajah

Penggalangan donasi ini dilakukan melalui penjualan tanda mata edisi khusus karya Dian Sastrowardoyo, dan hasil karya Prinka Dipa dan Nindhita, dua anak dengan autisme yang sukses berkarya dalam bidang seni.(*)