Sering Warnai dan Luruskan Rambut Berpotensi Kanker Payudara, Penelitian Temukan Faktanya!

By Presi, Rabu, 18 Desember 2019 | 22:00 WIB
Penelitian Penunjukan Pewarnaan Rambut Bisa Tingkatkan Resiko Kanker Payudara (Massonstock)

NOVA.id - Mewarnai rambut merupakan salah satu cara untuk membuat rambut Sahabat NOVA terlihat lebih stylist.

Namun studi terbaru menunjukan bahwa mewarnai rambut secara permanen dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara.

Penelitian yang diterbitkan oleh National Institutes of Health di International Journal of Cancer ini menganalisis 46.709 perempuan yang semuanya memiliki saudara yang didiagnosa menderita kanker payudara.

Baca Juga: Ternyata Segini Jumlah Helai Rambut yang Rontok Setiap Harinya!

Para peneliti menemukan bahwa perempuan yang menggunakan pewarna rambut permanen dalam satu tahun terakhir memiliki kemungkinan 9%  lebih besar terkena kanker payudara daripada perempuan yang tidak menggunakan pewarna rambut.

Bukan hanya pewarna rambut, pelurus rambut kimia pun juga dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

Para peneliti menemukan bahwa perempuan yang menggunakan pelurus rambut kimia setiap lima hingga delapan minggu memiliki kemungkinan 30%  lebih besar untuk terkena kanker payudara.

Baca Juga: Agus Harimurti Yudhoyono Ubah Gaya Rambut hingga Pamer Bewok, Netizen Ramai-Ramai Langsung Puji Habis-habisan!

 

Para peneliti berspekulasi bahwa bahan kimia tertentu dalam produk rambut tersebut dapat mengganggu hormon estrogen dan hormon lainnya dalam tubuh yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker payudara.

Bagi Sahabat NOVA yang sudah terlanjur mewarnai atau meluruskan rambut, apakah harus menghilangkannya?

Belum tentu. Hal itu karena perempuan yang diteliti dalam penelitian ini memiliki saudara perempuan yang juga menderita kanker payudara. 

Baca Juga: Tampil Pede dengan Rambut Berubannya, Kekasih Keanu Reeves Memiliki Alasan Membiarkan Mahkota Kepalanya Memutih

Hal tersebut menimbulkan pertanyaan tentang keamanan produk pewarna dan pelurus rambut permanen.

Oleh karena itu, diperlukan studi yang lebih lanjut sebelum para dokter melarang penggunaan pewarna atau pelurus rambut permanen.(*)