NOVA.id - Kata siapa ibu rumah tangga tak bisa berpenghasilan? Justru sebaliknya. Dengan waktu luang dan keahlian, ibu rumah tangga juga bisa membantu keluarga untuk meningkatkan perekonomian.
Peningkatan ekonomi tersebut bisa dimulai dari hobi atau dari hal-hal yang disukai.
Misalnya saja, kamu hobi kriya dan menyulap barang tak terpakai menjadi sebuah kerajinan tangan yang bisa jadi hiasan, lalu menjualnya.
Baca Juga: Tips Pintar Atur Uang Ini Dapat Bantu Amankan Transaksi e-Money dari Pencurian
Hobi yang dibayar, enak bukan? Kita senang sekaligus mendapat keuntungan. Keuangan keluarga pun aman.
Apalagi perkembangan digital juga memperbesar peluang, terutama perempuan, di sektor ekonomi rumahan.
Terbukti banyak yang sukses dimulai dari rumah.
Sebut saja Cottonink yang merintis usahanya dari menjajakan pakaian rancangannya melalui Facebook 12 tahun lalu.
Baca Juga: Pintar Atur Uang, Ternyata Dana Darurat Lebih Penting daripada Investasi, Kenapa?
Kini usaha besutan Ria Sarwono dan Carline Darjanto ini berubah menjadi brand ready to wear lokal yang berhasil menembus pasar internasional.
Namun, kesuksesan tersebut tentu tak didapatkan dengan instan. Ada perjuangan yang mesti dibayar.
“Waktu mau punya bisnis, orang bilang mulai aja dulu. Tapi mulailah dengan berhati-hati,” ucap Tejasari, konsultan keuangan saat berbincang dengan NOVA baru-baru ini.
Tapi bukan hanya modal dan keahlian yang Anda butuhkan untuk menunjang usaha. Ada beberapa faktor yang mesti diperhatikan. Apa sajakah?
Baca Juga: Yuk Pintar Atur Uang dengan Mengalokasikan Gaji untuk 3 Pos Terpenting!
“Pertama, yang paling penting dari sisi keuangan adalah mencatat. Uang apa saja yang terpakai, ke mana saja perginya, sama uang yang masuk. Jadi, kerapian catatan itu penting,” kata Teja.
Kedua, buat dua rekening yang berbeda. Pisahkan antara rekening pribadi dan rekening usaha.
Teja bilang, “Kalau uangnya masuk ke rekening bisnis dan kita mau pakai secara perorangan maka tulislah sebagai pengeluaran owner, atau membayar gaji owner, jadi jelas. Jangan main ambil uangnya.”
Ketiga, jika bisnis sudah berjalan, tetap update dengan perkembangan zaman supaya bisa terus bersaing dengan yang lainnya.
Baca Juga: Simak Tips Pintar Atur Uang untuk Investasi Ala Rio Dewanto
Belajar dan Berkembang
Setelah bisnis berkembang, jangan pulalah langsung merasa aman dan bersantai.
Justru Teja bilang tiga tahun pertama merupakan tahun emas untuk meningkatkan dan memperkenalkan usaha rumahan, ditunjang dengan pola marketing yang tepat.
“Tiga tahun pertama biasanya paling berat karena harus terbiasa berbisnis dan mencatat dengan rapi. Harus efisien juga, jangan jor-joran dalam pengeluaran,” jelasnya.
Baca Juga: Yuk Pintar Atur Uang, Ketahui Dulu 3 Fakta Soal Cashless Society Ini
Jangan mentang-mentang usaha maju langsung memilih beriklan dengan biaya yang mahal.
Banyak cara yang bisa digunakan agar penjualan meningkat dengan modal yang tak banyak. Salah satunya dengan penggunaan media sosial yang benar.
Teja juga sepakat bahwa media sosial adalah platform pemasaran yang tepat untuk merintis usaha dengan biaya marketing murah.
Asal bisa dikelola dengan benar dan bisa menarik perhatian.
Misalnya ditunjang dengan foto-foto yang menarik minat pembeli.
“Yang penting kita memulai saja dulu bisnis kita, mulailah dari yang kecil. Jangan pernah takut untuk mencoba, anggap saja itu ongkos belajar kita dalam berbisnis,” tuturnya.
Toh, jika bisnis berkembang pesat, kita juga yang bakal menerima keuntungan, kan?
Terpenting jangan pernah merasa puas dengan pencapaian. Terus berinovasi di setiap kesempatan.
Baca Juga: Tak Hanya Bikin Pintar Atur Uang, Filosofi Kaizen Khas Jepang Ini Bantu Kita Capai Mimpi
Sebab peningkatan penjualan harus setara dengan kualitas yang dihasilkan.
Kalau tak ada peningkatan dan datar-datar saja, mungkin pelanggan bakalan bosan dan akhirnya kabur mencari yang baru.
“Jangan mudah merasa nyaman karena bertambah besar bisnis, makin besarlah permasalahannya,” ucap Teja berpesan.
Baca Juga: Pintar Atur Uang Pakai Cara Sederhana, Ini Trik dari Ligwina Hananto
Ingat, mempertahankan lebih sulit dibanding mendapatkan. Jangan sampai usaha rumahan yang sudah dibangun sedemikian rupa, akhirnya bangkrut juga.
Oh iya, namanya usaha, pasti ada persaingan. Terpenting jangan langsung menyerah dengan keadaan.
“Karena sebenarnya, selalu saja ada peluang untuk kita yang ingin sukses. Urusan menang dan kalah dalam persaingan bisnis itu hal biasa,” pungkasnya. (*)