Sementara untuk anak usia enam hingga sembilan tahun yang memiliki rasa penasarannya lebih tinggi, bisa digunakan metode pengajaran seksualitas yang berbeda.
Di usia ini, kita sudah boleh mengenalkan si kecil pada informasi-informasi mendasar terkait pubertas.
Misalnya, hal simpel dan sederhana seperti hadirnya menstruasi dan mimpi basah, sperma, sel telur, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Bukan Saat Dewasa, Justru Pendidikan Seksual Anak Harus Diajari Sedini Mungkin!
Nah, beranjak remaja, anak bisa saja sudah mendapat lebih banyak istilah seksual dari lingkungan permainannya.
Oleh karena itu, kita harus rajin mencari tahu untuk berjaga-jaga, jika saja si kecil keliru memahami istilah tertentu.
“Dengan kita memberi informasi yang benar, anak-anak jadi bisa lebih mikir sebelum bertindak. Tapi informasinya memang harus kita sesuaikan dengan level anak, termasuk bagaimana cara kita menjelaskan keingintahuan si anak,” jelas Clarissa.
Baca Juga: Anak Tiba-Tiba Tanya Soal Oral Seks, Ini Pentingnya Pendidikan Seks sejak Dini!