NOVA.id - Karena banyak pasien yang meninggal, wajar bila banyak yang takut. Padahal orang yang terkena virus Covid-19 ini bisa sembuh, kok. Yang penting, bertindak tepat ketika bergejala.
Kepada NOVA, Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P (K), Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia meminta masyarakat tak perlu panik, meskipun virus ini cepat menular.
“Jangan paniklah. Penyakit ini dapat dicegah, kok,” tambah dr. Agus menenangkan.
Baca Juga: Jangan Percaya Hoax, Ini 10 Fakta Penting Tentang Virus Corona
Biar lebih jelas tentang penanganan virus corona, berikut wawancara kami dengan Dr. dr. Agus Dwi Susanto:
Kapan kita patut curiga bahwa kita terkena gejala virus corona?
Sebenarnya gejala virus corona itu kan banyak, mulai ringan sampai berat.
Kalau yang ringan itu tak terlalu beda dengan penyakit flu pada umumnya. Tapi kalau yang sudah berat, misalnya sampai sesak napas hingga sampai kesadaran kita terganggu.
Hanya itu?
Sebenarnya ada pedoman yang sudah ditentukan oleh WHO, berupa kriteria seseorang menunjukkan gejala mengarah Covid-19. Kalau versi WHO disebutnya suspect, sementara versi Kementerian Kesehatan menyebutnya Pasien dalam Pengawasan (PDP).
Ada banyak gejalanya, tapi sederhananya seperti gejala batuk pilek tadi, radang tenggorokan, demam, infeksi atau radang paru, serta punya riwayat berpergian ke negara yang terkonfirmasi Covid-19.
Baca Juga: Pemerintah Wuhan Prediksi Wabah Virus Corona Berakhir di Bulan Maret, Turun Sampai Angka 0?
Ada berapa negara yang sudah terjangkit?
Ada 21 negara yang sudah terkonfirmasi, itu ada daftarnya. Itu pun harus dibuktikan dengan adanya bukti penularan dari orang ke orang lokal di negara tersebut.
Selain itu, kita menjadi suspect virus corona jika pergi ke negara tadi dalam 14 hari terakhir. Ini kriteria pertama.
Kriteria kedua?
Kriteria kedua, kalau kita memiliki riwayat kontak dengan orang yang sudah terkena Covid-19.
Jadi kalau tak memenuhi kriteria itu, tak perlu periksa?
Kalau memang punya gejala, ya boleh ke dokter. Kan namanya sakit, ya harus berobat. Tapi kalau hanya flu biasa dan bisa diobati dengan obat dari apotik, ya silakan diobati saja.
Kalau berobat, lebih baik kita ke dokter spesialis apa?
Jika punya gejala seperti itu, ya ke dokter spesialis paru. Ini lini pertama virus corona, karena organ yang diserang itu, kan, sistem pernapasan dan paru.
Baca Juga: Walau Waspada Virus Corona, Konser Tunggal Ayu Ting Ting Bulan Ini Tetap Berlangsung!
Tapi kalau memang tak ada dokter spesialis paru, dan situasinya mendesak, ya bisa ke dokter umum. Karena sini sudah disosialisasikan pedoman nasional penanganan virus corona.
Biasanya penanganan terhadap suspect virus corona seperti apa?
Sesuai pedoman, biasanya akan ada wawancara dulu, pemeriksaan fisik, termasuk rontgen. Detailnya ada dalam buku pedoman.
Baca Juga: Pihak Rumah Sakit Ungkap Kondisi Terkini 2 Pasien Baru Virus Corona
Kalau dianggap masuk kriteria, dia harus dirujuk ke rumah sakit yang memang menjadi rujukan penderita corona virus. Di setiap daerah itu ada kok rumah sakit rujukannya.
Jadi yang menentukan kita menderita virus corona atau tidak itu siapa, Dok?
Ya tim dokter yang ada di rumah sakit rujukan tadi, bukan di rumah sakit awal saat kita memeriksakan diri.
Baca Juga: Antisipasi Virus Corona, Jangan Suka Pegang Sana-Sini Sembarangan!
Jika kita terkonfirmasi menderita virus corona, pengobatannya seperti apa?
Tentu ada terapinya terhadap pasien virus corona. Kami menyebutnya dengan Pengobatan Supportif, yaitu dengan terapi pengobatan yang menjaga fungsi-fungsi organ tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh, terapi oksigen, dan lainnya.
Termasuk pemberian infus makanan. Kalau kasusnya berat, ada terapi tambahan. Nanti yang menangani itu ada timnya secara khusus.
Baca Juga: Selain Masker, Yuk Antre Beli Buah dan Sayur agar Virus Corona Ogah Mampir!
Biasanya berapa lama pasien corona virus dirawat?
Tentu tergantung berat atau tidak penyakitnya, jadi bukan tergantung lamanya dia dirawat. Asal sudah memenuhi kriteria sembuh, ya boleh pulang.
Kriterianya ditentukan dari hasil pemeriksaan dua kali negatif virus corona, berturut-turut.
Berapa besar peluang kesembuhan pasien yang positif terinfeksi virus corona?
Kalau menurut data WHO, peluang kesembuhannya sebesar 80 persen.
Apakah risiko kematian pasien virus corona kecil?
Data paling baru yang saya terima itu mencapai 3 persen. Itu paling tinggi. Memang penularan virus corona lebih cepat dibanding virus serupa seperti SARS, misalnya.
Baca Juga: AEON Mall Ambil Bagian dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Virus Corona
Bayangkan, dari 80.000 kasus virus corona, tercatat 3.000 angka kematian dalam 3 bulan. Kalau SARS itu 8.000 kasus dalam satu tahun.
Berarti tak perlu dikhawatirkan?
Ya, memang corona virus ini cepat menular, tapi dapat disembuhkan, kok. Enggak perlu ditakuti. (*)