Kisah Francisca Puspitasari Terbangkan Keramik Buatan Indonesia ke Dunia

By Tentry Yudvi Dian Utami, Selasa, 17 Maret 2020 | 09:00 WIB
Kisah Francisca Puspitasari Terbangkan Keramik Buatan Indonesia ke Dunia (Francisca Puspitasari )

 

NOVA.id - Siapa sangka, karya keramik kebutuhan dapur buatan seniman lokal bisa mendunia?

Itu dibuktikan sendiri oleh Francisca Puspitasari lewat brand miliknya yang bernama Kaloka Pottery yang bermarkas di Yogyakarta.

Kika, sapaan akrabnya, membuat desain cangkir, vas bunga, mangkuk, hingga teko sampai ke kedai kopi di belantara Amerika Serikat sana.

Kok, bisa karya Kika sampai mendunia? Bahkan bukan cuma di Amerika Serikat, tapi juga menyebar hingga ke daratan Eropa, Australia, hingga ke Timur Tengah.

Rupanya ini terjadi karena Kika mampu membuat produk dengan paduan karya unik dan desain yang ciamik, berwarna-warni yang khas, sehingga pembelinya bisa langsung mengenali produk otentik dari Kolaka Pottery.

Baca Juga: Berkat Mendiang BJ Habibie, Esther Gayatri Saleh Bisa Jadi Pilot Uji Perempuan Pertama di Dunia

Keberhasilan produk Kolaka di pasaran tentu bikin iri banyak orang, bahkan sampai ada yang nekat menjiplaknya.

Mereka pengin berhasil seperti Kika. Lucunya, lewat sambungan telepon kepada NOVA, perempuan bungsu dari tiga bersaudara ini tak serta-merta marah.

“Kalau saya sih, enggak peduli. Justru saya bersyukur kalau desain saya dihargai orang. Enggak perlu pusing.”

Kika memang tidak peduli dengan penjiplak karyanya.

Kika hanya peduli bagaimana generasi muda, khususnya generasi milenial tertarik jadi pengrajin keramik dan tembikar. Soalnya, Kika mengaku kesulitan untuk mengedukasi anak-anak muda.

Baca Juga: Sapardi Djoko Damono Merasa Iri dengan Generasi Zaman Sekarang

“Sekarang pengrajin banyaknya (yang) sepuh, sudah tua. Anak muda selalu bilang pengin kerja di kota, enggak mau mereka menjadi pengrajin. Itu yang menyadarkan saya harus mengedukasi mereka, bagaimana pun caranya,” seloroh Kika.

Kika menambahkan, jika tak segera menyadarkan anak muda menyukai dunia seni, terutama jadi pengrajin, dia khawatir di masa mendatang pengrajin daerah akan semakin sulit ditemukan.

Makanya Kika tak hanya jualan produk keramik saja, tapi juga jadi tempat menimba ilmu generasi muda yang tertarik sebagai pengrajin keramik.

Baca Juga: Dony Oskaria, Anak Kampung yang Memulai Karier dari Call Centre Hingga Jadi Wadirut Garuda

Menumpang Studio

Keberhasilan Kika dengan Kaloka Pottery memang tak dicapai dengan mudah.

Dia mengawalinya dari rasa jenuhnya bekerja selama 20 tahun, hingga akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari sebuah perusahaan swasta di 2016.

Waktu itu, perempuan lulusan ISI (Institut Seni Indonesia) ini hanya mau membuat keramik.

Tapi memang tak mudah bikin studio, biayanya cukup mahal. Apalagi saat itu dia menjadi orangtua tunggal untuk kedua anaknya.

Baca Juga: Pendiri Ciputra Group Meninggal Dunia, Sri Mulyani Sampaikan Duka Mendalam: So Sad

Namun, Kika bukan perempuan yang mudah menyerah. Demi mewujudkan mimpinya, dia memulainya dari menumpang di studio milik sahabatnya.

Kika mulai bekerja, dia rajin mengirimkan karya desain buatannya ke studio lain untuk diproduksi selama satu tahun, salah satunya dalam bentuk katalog digital.

Lantas, katalog itu diperlihatkan ke kafe, restoran, dan hotel yang dia kenal. Kata Kika, “Semua modal saat itu hanya networking yang aku punya. Di situ mulai banyak pesanan datang.”

Baca Juga: Mengenal Servasius Bambang Pranoto, Sosok di Balik Minyak Kutus Kutus

Desain karya Kika memang disukai, sehingga pesanan terus meningkat. Kondisi keuangannya pun mulai membaik.

Namun diakui, itu belum cukup mewujudkan mimpi Kika punya studio sendiri.

Apalagi dia menyadari, bahwa bekerja di studio milik orang lain tak memberinya kenyamanan dan kebebasan. Dia harus putar otak agar pesanan semakin banyak, sehingga punya biaya yang cukup untuk bikin studio.

Baca Juga: Pendiri Ciputra Group Meninggal Dunia, Sri Mulyani Sampaikan Duka Mendalam: So Sad

Salah satu ide Kika saat itu, adalah memasarkan produknya secara digital. Media sosial yang saat itu mulai berkembang, mulai dijadikan alatnya untuk berjualan.

Terus terang saja, tadinya Kika pengin bikin website, namun lagi-lagi terbentur biaya. Kika bilang, “Jadi ya, aku jualan di Instagram saja. Itu modal aku, benar-benar enggak punya duit. Tapi kalau ada uang aku nyicil, pelan-pelan beli kebutuhan buat studio.”

Akhirnya pada tahun 2017, Kika nekat membuka studio di pekarangan rumahnya, di kawasan Bausasran DN III No. 695 Danurejan, Yogyakarta.

Baca Juga: Profil 12 Wakil Menteri yang Dilantik Jokowi, Angela Tanoesoedibjo Paling Cantik Sendiri

Walau awalnya dia mengaku sempat minder, karena studio miliknya tidak berada di pinggir jalan, melainkan di gang. Namun hatinya berkata agar dia tetap terus maju.

Pelan-pelan Kika mulai menyicil isi studio buatannya.

Bahkan, dia sempat menyicil ke temannya untuk dibuatkan tungku kecil untuk proses pembuatan keramik.

“Sembari jalan itu. Tiba-tiba, aku dapat orderan banyak dari Qatar. Aku enggak tahu, mereka tahu produku dari mana, perasaan enggak pernah iklan di mana-mana. Eh, pas ditelusuri, ternyata mereka tahu aku dari Instagram,” cerita Kika senang.

Baca Juga: Pendiri Ciputra Group Meninggal Dunia, Sri Mulyani Sampaikan Duka Mendalam: So Sad

Kika hampir kewalahan menerima 2.000 pesanan dari Qatar.

Tapi, dia berhasil menyelesaikannya, walaupun harus lewat tenggat tanggal pesanan. Hebatnya lagi, orderan tidak berhenti di situ saja, dia juga mulai mendapatkan pesanan dari negara-negara di Timur Tengah.(*)