100 Pasien Positif Virus Corona di China Sembuh dengan Pengobatan dari Tanaman yang Tumbuh Subur di Indonesia

By Alsabrina, Senin, 16 Maret 2020 | 12:17 WIB
Tanaman yang bisa mengobati pasien positif virus corona (kolase)

NOVA.id - Publik tengah dilanda kepanikan karena virus corona. Menurut Kemenkes, jumlah pasien positif corona mencapai 117 orang, 5 meninggal dunia, dan 8 telah sembuh.

Virus corona sendiri telah ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan bencana non-alam nasional oleh Pemerintahan Indonesia.

Bahkan, demi mencegah penularan virus corona, sejumlah daerah telah memberlakukan social distancing.

Baca Juga: Viral Video Antrean Panjang Menuju Halte TransJakarta Akibat dari Pengurangan Transportasi Umum untuk Mencegah Virus Corona

Seperti yang diketahui, persentase tingkat kematian yang diakibatkan virus ini cukup rendah. Sementara itu, banyak orang yang terinfeksi virus corona berhasil sembuh.

Salah satu berita datang dari China. Sekitar 100 pasien positif virus corona di China berhasil sembuh dengan menggunakan obat dari pohon kina.

Bahkan, tanaman yang satu ini diketahui tumbuh subur di Indonesia.

Baca Juga: Bantu Edukasi soal Corona, Najwa Shihab dan Sang Adik Kampanye Kerja dari Rumah Lewat Sosial Media

Sembuhnya pasien positif virus corona di China karena jalani pengobatan menggunakan pohon kina ini pun diungkapkan langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dalam acara Mata Najwa yang diunggah di kanal Youtube Najwa Shihab, Kamis (12/03/20).

"Ada berita baik dari Jawa Barat, menurut National Health Institute di Amerika dan Wuhan China itu ada 100 yang sembuh oleh obat yang bahasa lazimnya Kina," kata Ridwan Kamil.

"Jadi pohon Kina ini ada di Jawa Barat dan sedang distudi, saya tugaskan universitas, mudah-mudahan berita baik ini sudah teruji di Wuhan 100 sembuh itu ternyata obat herbalnya ada di kita, Kina yang diproduksi Kimia Farma sebelumnya untuk mengobati malaria,"

Baca Juga: Work from Home, Ini Cara Agar Siap Kerja dari Rumah dan Terhindar Virus Corona

"Mudah-mudahan kita doakan bisa untuk mencegah penularan dan mematikan pertumbuhan virus corona," lanjutnya.

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (12/3/2020) Guru Besar Bidang Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Padjadjaran, Keri Lestari mengatakan bahwa klorokuin fosfat yang ditemukan dapat memblokir infeksi Covid-19 pada konsentrasi mikromolar rendah.

“Klorokuin biasanya digunakan untuk mencegah dan mengobati malaria dan berkhasiat sebagai agen anti-inflamasi untuk pengobatan rheumatoid arthritis dan lupus erythematosus,” tutur Keri.

Baca Juga: Jumlah Pasien Virus Corona Bertambah, Mbak You Terawang Kapan Semua Ini akan Berakhir

 

 

Klorokuin fosfat telah menunjukkan aktivitas yang nyata dengan tingkat keamanan yang dapat diterima dalam mengobati pneumonia pasien Covid-19, dalam uji klinis multisenter yang dilakukan di China.

"Penelitian mengungkapkan bahwa klorokuin juga memiliki potensi aktivitas antivirus spektrum luas dengan meningkatkan pH endosom yang diperlukan untuk fusi virus atau sel, serta mengganggu glikosilasi reseptor seluler SARS-CoV," lanjutnya.

Selama ini, klorokuin diproduksi di pabrik milik Kimia Farma di Jalan Pajajaran, Kota Bandung.

Baca Juga: Sudah Siapkan Resepsi Mewah yang akan Diadakan di 2 Lokasi, Pernikahan Jessica Iskandar Terpaksa Ditunda karena Virus Corona?

Namun sejak tahun 2016, produksi ekstrak kina ini dipindah ke pabrik Kimia Farma di Banjaran, Kabupaten Bandung.

"Beruntunglah Jawa Barat, punya kebun kina di Bandung. Akan sangat mungkin jika produksi obat yang dinyatakan ampuh melawan virus corona ini, kembali diproduksi di Jawa Barat," tutur Keri.

Penelitian lanjutan tentang klorokuin fosfat sebagai obat virus corona ini akan dilakukan kembali di Universitas Padjadjaran dan obatnya kembali diproduksi di Bandung.

Baca Juga: Virus Corona Jadi Pandemi Global, Wirang Birawa Terawang akan Ada Sosok Perempuan dari Timur yang akan Segera Temukan Vaksin: Namanya Ada Huruf A dan I

"Kalau mau dikembangkan kembali sangat bisa. Kami sudah berkomunikasi dengan Kimia Farma, mereka sudah pertimbangkan untuk produksi kembali," jelasnya.

(*)