NOVA.id - Untuk menekan penyebaran virus corona, pemerintah Indonesia melakukan berbagai macam cara.
Salah satunya adalah dengan melakukan cek kesehatan bagi orang-orang yang baru pulang dari luar kota atau luar negeri.
Namun, protokol kesehatan ini tampaknya tak direspons dengan baik oleh anggota DPRD kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Belum lama ini, beredar di media sosial suatu video yang memperlihatkan sejumlah anggota DPRD Kabupaten Blora sedang ngamuk.
Peristiwa itu terjadi di Terminal Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (19/03) malam.
Diketahui, anggota DPRD tersebut baru saja pulang usai melakukan kunjungan kerja di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Pada saat itu, tim medis Dinkes Kabupaten Blora menyambut kedatangan para wakil rakyat dengan berupaya melakukan medical check up untuk mengantisipasi tertularnya Covid-19.
Bukannya bersikap baik, beberapa anggota Dewan itu malah menolak untuk diperiksa kesehatannya.
Dalam video amatir berdurasi 2 menit tersebut, terlihat jelas seorang anggota DPRD Kabupaten Blora (WR) marah-marah di hadapan tim medis Dinkes Kabupaten Blora.
Bahkan, rekan WR yang sesama anggota Dewan pun ikut mendukung aksinya.
Terlihat WE membentak dan mempertanyakan surat tugas yang dimiliki oleh tim medis.
"Kamu pejabat nggak? SOP-nya mana? Surat tugasnya mana? Ini DPR bukan anak gembala. Pakai aturan. Pakai undang-undang," ujar WR dengan nada tinggi.
Tak berhenti sampai di situ, WR terus saja meninggikan omongannya di hadapan tim medis tersebut.
"Ada undang-undangnya. Kita tugas dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, bukan TKW kita. Mana surat tugasnya? Kita DPR kunjungan ada undang-undangnya. Bukan teroris, bukan nganu," katanya sambil membentak.
WR tetap tak mau diperiksa dan mempersilakan pemeriksaan dilakukan di rumah sakit.
Baca Juga: Jadi Sorotan, Anggota DPRD Ini Ajak 3 Istri Hadiri Pelantikannya: Saya Tidak Membeda-bedakan Mereka
"Kita siap diperiksa di mana saja. Nggak ada surat tugasnya, ayo ke rumah sakit," bentaknya.
Belum sampai melangkah, anggota DPRD yang lain pun menyahut dengan lantang.
"Njajal Bupatine sesuk prikso (Coba Bupatinya besok periksa)," teriaknya.
Mendengar hal itu, WR kembali memanas.
"Oh iya, saya tanya, jikalau masyarakat dari luar kota masuk ke Blora diperiksa, berarti setiap malam kamu memberhentikan bus luar kota ya? Terus Bupati sekeluarga ke Yogyakarta kamu periksa enggak? Terus Wakil Bupati sekeluarga ke Jakarta kamu periksa nggak?" ujarnya lagi.
Petugas kesehatan tersebut pun bingung dan menjawab pelan.
Diketahui rombongan anggota dewan tersebut meminta pemeriksaan di pindah lokasi ke RSUD Cepu, namun bus tersebut tidak kunjung datang meski sudah ditunggu oleh tim medis Dinkes di lokasi.
"Meski demikian, kami sudah memeriksa 14 orang yang datang dari Lombok. Hasilnya aman, suhu tubuh normal. Untuk yang belum diperiksa, kami akan datangi ke rumahnya masing-masing," kata Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dan Permukiman (P3PLP) Dinkes Blora, Edi Sucipto.(*)