Bukan Masalah Umur, Peneliti Temukan Kemungkinan Faktor Genetik Jadi Penyebab Tingkat Keparahan Infeksi Corona

By Ratih, Minggu, 5 April 2020 | 20:05 WIB
virus corona (iStock)

NOVA.id - Virus corona selama ini dianggap paling rentan menyerang orang berusia lanjut.

Informasi ini menyebabkan banyak orang berusia muda menyepelekan infeksi virus ini.

Padahal, kumpulan data pasien corona mengarah ke kesimpulan bahwa faktor genetik mempengaruhi tingkat keparahan virus ini.

Baca Juga: Selama Ini Banyak yang Anggap Remeh, Studi Terbaru Justru Buktikan Usia 20-an Rentan Terinfeksi Virus Corona

Setiap harinya, semakin banyak orang muda yang turut terinfeksi Covid-19.

Bahkan tak sedikit yang berujung pada kematian.

Para ilmuwan sedang memastikan apakah faktor genetik menjadi penyebab gejala berbeda yang ditunjukkan pasien corona.

Baca Juga: Kehilangan Kemampuan di 2 Indera Ini Jadi Gejala Baru untuk Pasien Positif Corona yang Berusia Muda dan Terlihat Sehat Menurut Studi

Mengutip Live Science, hipotesis mengenai gen ini muncul dari bermacam-macam kondisi atau gejala pasien corona.

Ada yang mengalami gejala ringan, namun tak sedikit yang menderita gejala yang berat.

Para ilmuwan sedang berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin data untuk meneliti dugaan tersebut.

Baca Juga: Penyanyi Pink dan Anaknya yang Berusia 3 Tahun Positif Corona, Puji Para Tenaga Medis Hingga Minta Semua Orang untuk Tetap di Rumah

Para peneliti tersebut menjelaskan bahwa setiap gen dalam tubuh bisa merespon secara berbeda virus yang masuk.

Untuk kasus Covid-19, data-data yang ada menunjukkan bahwa gen dapat memerintahkan sel untuk membangun reseptor ACE2 yang merupakan pintu masuk virus corona ke tubuh.

Studi juga menunjukkan bahwa gen dapat membangun kekebalan tubuh.

Baca Juga: Rentan Menyerang Usia Lanjut, Virus Corona Kini Renggut Nyawa Seorang Remaja 13 Tahun di Inggris Hingga Keluarga Tak Bisa Hadiri Pemakaman

Penelitian mengenai pengaruh gen terhadap tingkat keparahan virus corona ini diperkirakan akan memperoleh hasilnya dalam beberapa minggu ke depan.

Peneliti akan mengumpulkan data dari beberapa negara agar hasilnya lebih akurat.

Negara-negara itu adalah Islandia, Inggris, Amerika Serikat dan tentu saja Italia yang memiliki angka kematian corona tertinggi di dunia.(*)

Sahabat NOVA, jangan sampai ketinggalan berita dan informasi terbaru dan menarik soal selebriti dan dunia perempuan di Tabloid NOVA, ya. Dapatkan edisi terbarunya dengan berlangganan, tinggal klik di sini.