Mengenal Kleptomania dari Tokoh Lee Joon Young dalam Drama Korea The World of the Married dan Penyebabnya di Kehidupan Nyata

By Ratih, Kamis, 21 Mei 2020 | 23:00 WIB
Mengenal Kleptomania dari Tokoh Lee Joon Young dalam Drama Korea The World of the Married dan Ciri-Cirinya di Kehidupan Nyata (kolase Freepik / Grid.ID)

 

NOVA.id - Tokoh Lee Joon Young dalam drama Korea The World of The Married dianggap sukses memerankan karakter seorang pelajar yang memiliki gangguan kleptomania.

Di dunia nyata, gangguan ini bisa menyerang siapa saja termasuk anak-anak.

Apa itu kleptomania? Dan bagaimana mengenali ciri-cirinya? Serta apa penyebabnya?

Baca Juga: Selamat! Mona Ratuliu Lahirkan Anak Keempatnya, Indra Brasco: Senyum Ini Mewakili Rasa Terima Kasih Kita Atas Doa Teman-Teman

Kleptomania atau dikenal sebagai penyakit suka mencuri merupakan sebuah penyakit mental.

Penderita kleptomania memiliki keinginan yang tidak dapat dikontrol untuk mencuri objek atau benda.

Namun, berbeda dengan pencuri pada umumnya, pencurian oleh seorang penderita kleptomania tidak berupa benda berharga.

Baca Juga: Omeli sang Anak yang Ketahuan Cuci Tangan di Dispenser, Ocehan Zaskia Adya Mecca Justru Menggelitik Perut Netizen: Kamu Bukan Rafathar atau Gempi!

Menurut buku The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM–5) yang diterbitkan American Psychiatric Association, penderita kleptomania sering memiliki gangguan psikologi lain.

Seperti gangguan depresi atau bipolar, gangguan kecemasan, gangguan makan, gangguan kepribadian, gangguan penyalahgunaan zat, dan gangguan kontrol impuls lainnya.

Kleptomania tampaknya melibatkan jalur neurotransmitter di otak yang terkait dengan sistem serotonin, dopamin, dan opioid.

Baca Juga: Hamil Anak Pertama di Tengah Pandemi, Vanessa Angel Akui Dirinya Stres karena Virus Corona

Kriteria DSM-5 untuk kleptomania meliputi beberapa hal, di antaranya:

- Dorongan berulang untuk mencuri dan contoh mencuri objek atau benda yang tidak diperlukan untuk penggunaan pribadi atau keuntungan finansial

- Merasa ketegangan meningkat tepat sebelum pencurian

- Merasakan kesenangan, kepuasan, atau kelegaan pada saat pencurian

- Pencurian tidak dilakukan sebagai respons terhadap delusi atau halusinasi, atau sebagai ekspresi balas dendam atau kemarahan

- Pencurian tidak dapat dijelaskan dengan lebih baik oleh Antisocial Personality Disorder, Conduct Disorder, atau episode manik

Baca Juga: Disuruh Jaga Anak, Begini Kelakuan Suami Tantri Kotak yang Buat Sang Istri Geleng Kepala: Sakarepmu!

Melansir Verywell Mind, terdapat tiga pendekatan dalam ilmu psikologi mengenai penyebab seseorang mengidap kleptomania.

1. Pendekatan Psikoanalisis

Beberapa pendapat mengatakan seseorang memiliki kleptomania didorong oleh rasa untuk memperoleh objek atau benda guna mengkompensasi secara simbolis rasa kehilangan atau rasa terabaikan yang ada pada dirinya.

Pada pendekatan ini, pengobatan untuk gangguan kleptomania terletak pada menemukan motivasi yang mendasari perilaku tersebut.

Baca Juga: Keren! Cucu Pertama Menteri Luhut Pandjaitan, Faye Simanjuntak Peduli Hak Anak Sejak Usia 11 Tahun

2. Pendekatan Kognitif-behavioral

Gangguan dapat dimulai ketika seseorang melakukan pencurian tanpa mendapat konsekuensi yang buruk.

Ketika orang tersebut melakukan aksi pencurian pertama dan berjalan dengan baik, atau tak mendapatkan hukuman, maka kondisi ini memungkinkan perilaku mencuri bisa terjadi lagi di kesempatan lainnya.

Sehingga keinginan untuk melakukan tindakan mencuri menjadi sangat kuat, membuat seseorang mungkin akan melakukannya lagi dan lagi.

Ketika berada dalam kondisi yang demikian, mereka memiliki dorongan yang besar untuk mencuri dan tak bisa ditahan.

Bagi orang dengan ganguan kleptomania, tindakan mencuri dapat mengurangi stres dan ketegangan yang dialami individu. Bahkan, dengan seiring waktu akan terbiasa mencuri untuk menghilangkan rasa stres.

Baca Juga: Foto Bareng Dul Jaelani dan Shafeea Ahmad, Wajah Tiarani Savitri Putri Sulung Mulan Jameela Jadi Sorotan Netizen

3. Pendekatan Biologis

Perilaku pencurian mungkin terkait dengan wilayah spesifik otak dan kemungkinan disregulasi neurotransmiter tertentu.

Penelitian tahun 2006 dalam Psychiatry Research: Neuroimaging, telah mengaitkan munculnya kleptomania dengan disfungsi di lobus frontal otak, yaitu bagian terdepan otak yang terletak tepat di belakang dahi.

Berdasarkan dua kasus yang dilaporkan, trauma tumpul atau trauma fisik pada anggota tubuh mengakibatkan gejala fisik seperti pusing, gejala perilaku seperti agresi, dan gejala kognitif seperti kehilangan ingatan diikuti oleh kemunculan tiba-tiba hasrat terkait kleptomania.

Kondisi kleptomania dapat terjadi sendiri, tetapi sering juga muncul bersamaan dengan kondisi lain.(*)

Artikel ini telah terbit di GridHealth dengan judul Kenali Kleptomania, Gangguan Mental yang Diderita Anak di Drama The World of the Married

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.