NOVA.id - Memasuki era new normal, masker sepertinya jadi kebutuhan utama banyak orang.
Terutama mereka yang sering beraktivitas di luar rumah.
Itu sebabnya, Stephanie tak mau ketinggalan untuk mencoba peruntungan dengan ikut memproduksi masker.
Baca Juga: 4 Bisnis yang Laris di Tengah Pandemi Corona, Salah Satunya Masker
Pemilik brand fashion Madanara langsung bikin strategi untuk produk barunya itu.
“Begitu wabah (pandemi Covid-19) muncul, kami seperti dapat ilham untuk bikin masker. Terbukti memang ramai gila,” kata perempuan bernama lengkap Stephanie Caesaria ini tersenyum.
Phanie, sapaan akrabnya langsung membentuk tim yang khusus bikin masker.
Baca Juga: Perempuan Bisa Sukses Atur Bisnis dan Raup Penghasilan, Asalkan Kuasai Ini
Dia pun langsung jalan cari ide desain, kemudian mendiskusikannya dengan tim produksi, mempromosikan, lantas memasarkan.
Hasilnya?
“Omzetnya waktu itu mencapai Rp60 juta per bulan,” kata Stephanie.
Apakah itu berarti bisnis masker rumahan tetap punya peluang besar?
Baca Juga: Di Masa Pandemi, Ayo Belajar Digital Marketing Agar Sukses Berwirausaha
Bagi Phanie, pendapat itu tak salah, asal kita bisa melihat peluang pasarnya sebaik mungkin.
Pasalnya, kondisi saat ini berbeda ketika pandemi virus corona baru saja masuk di Indonesia.
Saat itu masker sangat sulit didapat, kalaupun ada harganya selangit.
Baca Juga: Pintar Atur Uang ala Anisa Fanisachic, Blusukan dan Jeli Lihat Peluang Demi Bisnis
Tapi sekarang, stok masker mulai melimpah.
“Asal kita punya keunikan, bisnis masker masih berpeluang menguntungkan, kok. Karena masker memang masih jadi kebutuhan banyak orang saat ini,” tambah perempuan berusia 31 tahun ini serius.
Artinya, jika kita pengin memulai bisnis ini, kita harus punya keunikan dari masker yang kita buat.
Baca Juga: Pembeli Jamu Meningkat Akibat Wabah Virus Corona, Pengusaha Jamu Ini Justru Sedih
Misalnya dari sisi desain ataupun bentuk.
Contohnya produksi masker milik Phanie, selain desainnya beda, bahannya pun rajutan.
Jadi selain melindungi dari virus dan bakteri, juga tetap hangat saat digunakan.
Baca Juga: Rugi Ratusan Juta, Kiki dan Eras Ghaisani Tak Kapok Jalani Bisnis Online
Untuk memproduksi masker, Phanie melibatkan 11 orang yang bertugas mendesain dan menjahit masker yang sudah dirancang.
Dalam sehari, timnya mampu memproduksi 200 masker yang siap jual.
Masker yang dijual rata-rata seharga Rp25.000 per buah itu dijajakan secara online di marketplace, media sosial, dan toko online sendiri.
Lantas berapa, sih, rata-rata modal bisnis masker?
Ternyata tak mahal, karena bahan utamanya rata-rata dari kain.
Phanie mengirangira, untuk bisnis masker ini bisa dimulai dari modal Rp2 jutaan jika ingin memproduksi sekitar 1.000 buah masker.
Baca Juga: Ide Bisnis Baru: Jadi Pengajar Kulwap, Apa Saja Keuntungannya?
Modal itu dipakai untuk membeli bahan, ongkos produksi, dan promosi di media sosial.
Biaya promosi di media sosial tergantung durasi dan jangkauan promosinya, rata-rata Rp20.000 per hari untuk Instagram dan Facebook.
Nah, semua modal dan biaya tadi dijumlahkan untuk mendapatkan harga modal setiap masker yang siap dijual.
Baca Juga: Fungsi Lain WhatsApp: Tambah Ilmu Lewat Kulwap
Harga modal itu akan jadi patokan kita untuk menentukan margin penjualan.
Menurut Phanie, tak ada patokan pasti menghitung margin penjualan.
Sebagai produsen, kita bebas menentukan harga.
Apalagi jika merasa produk yang dihasilkan memiliki keunikan tersendiri.
Kita bisa saja menentukan harga 100-400 persen dari harga modal.
Ya sah-sah saja.
“Kalau kita punya keunikan dan yakin kualitas maskernya bagus, ya bebas saja menentukan harga,” tambah Phanie. Nah, siap bisnis masker? (*)
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.