NOVA.id - Hand sanitizer termasuk barang yang diburu orang sejak awal pandemi Covid-19.
Karena penularan virus ini lebih banyak melalui sentuhan tangan dengan benda atau orang lain.
Tapi pola pikir menjaga kebersihan tangan bakal berlanjut di masa mendatang.
Baca Juga: 4 Bisnis yang Laris di Tengah Pandemi Corona, Salah Satunya Masker
Itu sebabnya, Anjarsari tertarik menjadi reseller produk hand sanitizer Sterilyn.
“Karena menurutku manfaatnya banyak. Lagi pula, ibu-ibu kan tingkat kecemasannya lebih tinggi dari laki-laki, makanya aku yakin produk inidiminati. Apalagi kami merasakan sendiri khasiat produk itu,” kata perempuan yang biasa disapa Ais ini serius.
Tak dimungkiri produk hand sanitizer memang mulai banyak di pasaran, tapi tetap dicari.
Baca Juga: Perempuan Bisa Sukses Atur Bisnis dan Raup Penghasilan, Asalkan Kuasai Ini
Apalagi jika memiliki keunggulan lebih seperti produk yang dijualnya, di antaranya non alkohol dan aman untuk bayi.
“Sebagai reseller produk itu, kita harus pakai dan rasakan sendiri manfaatnya, sehingga bisa cerita ke calon pembeli dan mau menjualnya lagi,” tambah Anjarsari.
Bersama suaminya, Jauhari (39), Anjarsari menjajakan Sterilyn dengan sistem reseller.
Baca Juga: Di Masa Pandemi, Ayo Belajar Digital Marketing Agar Sukses Berwirausaha
Perempuan berusia 35 tahun ini tertarik karena produk tersebut dijual oleh perusahaan yang memang sudah teruji kualitasnya.
Menariknya, untuk jadi reseller produk itu, caranya sangat mudah dan murah.
“Kami hanya membeli kartu diskon mulai Rp10.000 yang digunakan saat kita akan menjual atau menggunakan sendiri produk tersebut. Jadi setiap kali produk itu kita beli dan dijual lagi, kita akan mendapat komisi atau cashback dalam bentuk rupiah,” cerita Jauhari yang langsung dapat akses terhadap produk yang dijual supplier begitu membeli kartu diskon.
Baca Juga: Pintar Atur Uang ala Anisa Fanisachic, Blusukan dan Jeli Lihat Peluang Demi Bisnis
Menurut Jauhari, keuntungan reseller sebenarnya lebih besar daripada dropshipper atau supplier.
Karena sejatinya, keuntungan yang didapat bukan hanya dalam bentuk uang, tapi juga kemudahan menjalankan bisnisnya.
“Memang soal harga jual biasanya sudah ditentukan pemilik produk,” tambah Jauhari.
Baca Juga: Pembeli Jamu Meningkat Akibat Wabah Virus Corona, Pengusaha Jamu Ini Justru Sedih
Kemudahan bisnis yang dimaksud misalnya tak memikirkan promosi produk, bahkan pengemasan.
Tak seperti dropshipper, seorang reseller juga tak perlu harus rajin-rajin jualan dan memasang iklan.
“Yang penting kita menguasai pasar saja, kalau perlu door to door menawarkan hand sanitizer ini untuk dijual lagi.”
Baca Juga: Rugi Ratusan Juta, Kiki dan Eras Ghaisani Tak Kapok Jalani Bisnis Online
Sebagai reseller keuntungan dari komisi setiap penjualan justru lebih besar, apalagi jika kita berhasil membuat pembeli ikut menjual produk tersebut.
“Makanya fokus kami adalah membangun komunikasi yang intens, mencari tahu kepuasan mereka terhadap produk, hingga membuatnya loyal pada kita,” jelas Anjarsari.
Itu sebabnya, Anjarsari memanfaatkan media sosial atau aplikasi pesan WhatsApp (WA) untuk melakukan komunikasi yang intens tadi kepada orang-orang tertentu, yang potensial jadi penjual.
“Tak cuma di Facebook, tapi juga WA, bahkan sampai zoom meeting untuk menawarkan produk hand sanitizer itu kepada mereka,” ungkap Ais.
Enaknya lagi, sebagai reseller, kita punya akses ke produk lain yang dimiliki supplier, dengan keuntungan yang sama.
Sehingga potensi keuntungan tentu makin besar.
“Kami pernah mencapai omzet hingga Rp300 juta per bulan saat menjual produk mereka,” kata Jauhari.
Nah, tertarik jadi reseller hand sanitizer?
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)