NOVA.id- Hari itu, Kamis (11/06), tubuh Lala terlihat begitu lesu.
Dia bahkan tak kuat untuk berdiri, karena masih dalam keadaan syok.
Sambil berbaring, air mata terlihat mengalir begitu deras di wajah manisnya itu, sehingga matanya pun terlihat sembap.
Tak ada sepatah kata pun yang bisa diucapkan Lala untuk menggambarkan nasibnya saat ditemui di rumahnya, di Kampung Sumantri, Desa Gombong, Balaraja, Tangerang.
Berbagai pertanyaan nyaris tak digubris.
Keluarganya yang menemani pun kebingungan, bagaimana lagi cara menyemangati perempuan berusia 37 tahun itu.
“Dia belum bisa ngomong. Trauma, pingsan terus,” kata salah seorang kerabatnya.
Seperti dikutip dari Wartakota.com, peristiwa yang dialami Lala memang sangat tragis.
Ketiga anggota keluarganya tewas dengan cara mengenaskan, yaitu suaminya R (37), dan dua anaknya, NC (13) dan GA (3).
Yang bikin hati Lala tersayat, ketiganya pergi dengan cara yang memilukan. Bahkan Lala sendiri seakan tak kuasa melihat jasad mereka.
Awalnya Bertengkar
Mungkin Lala sendiri tak menyangka pertengkarannya dengan R malam itu di rumah berujung tragis.
Rabu malam (10/06) itu dia dan suaminya berselisih paham. Pertengkaran mereka seolah mencapai puncak, hingga Lala kemudian memilih menghindar.
Dia memutuskan pergi ke rumah orangtuanya yang tak jauh dari lokasi kejadian.
Kepergian Lala ke rumah orangtuanya karena ingin menenangkan diri. Selain itu, R yang dikenal temperamental kerap melontarkan ancaman membunuh istrinya tersebut.
Berdasarkan keterangan saksi, Kapolresta Tangerang Kombes Ade Ary Syam menyebut, malam itu lelaki yang bekerja sebagai pengepul tersebut kembali mengancam Lala.
“R mengancam istrinya, Saya akan bunuh kamu, dan kamu akan menyesal tidak akan bertemu anak-anak lagi. Itu kata-kata terakhirnya,” kata Ade.
Rupanya saksi memang beberapa kali melihat Lala dan R bertengkar, pangkal keributan biasanya masalah ekonomi.
Nah, saat bertengkar, R disebut pernah dua kali mengancam membunuh. Pada ancaman pertama, Lala juga pergi ke rumah orangtuanya yang berjarak 500 meter dari rumahnya.
“Mengancam membunuh istrinya. Akhirnya, istrinya meninggalkan rumah dan tinggal bersama orangtuanya. Tapi balik lagi. Terjadi cekcok berikutnya, malam hari sebelum kejadian,” kata Ade seperti dikutip oleh Kompas.com.
Bunuh Diri
Warga sendiri memang tak menyangka jika pertengkaran yang terjadi di rumah Lala pada Rabu malam, sekitar pukul 22.00 WIB itu akhirnya jadi menghebohkan.
Pada Kamis (11/06), sekitar pukul 2 dini hari, warga mendengar seperti suara ledakan dari dalam rumah Lala dan R. Warga yang mendengar pun berinisiatif mendatangi rumah itu.
Ketika sampai, mereka tak bisa masuk ke dalam rumah, karena semua pintu dalam kondisi terkunci.
Baca Juga: Kulkas Teknologi Baru dari AQUA Japan, Stok Makanan Lebih Tahan Lama
Takut terjadi apa-apa, para tetangga Lala pun memutuskan untuk mendobrak pintu rumah tersebut.
Betapa kagetnya mereka, karena begitu masuk ke dalam rumah, mereka menemukan R tewas gantung diri di dalam kamarnya.
Namun yang lebih mengenaskan, warga juga mendapati NC tergeletak dengan jeratan tali di lehernya.
Baca Juga: Terdengar Suara Ledakan Sebelum Ditolong Warga, Satu Keluarga Ditemukan Tewas Mengenaskan
Tubuhnya sudah kaku. Terakhir, warga juga menemukan GA tenggelam di dalam drum air dengan kondisi yang menyedihkan. Warga pun seketika melaporkan kejadian itu ke polisi.
Mengetahui peristiwa itu, Lala tentu sangat syok.
Apalagi berdasarkan penyelidikan, polisi menduga R membunuh NC dan GA lebih dulu, sebelum akhirnya gantung diri. “Dari hasil otopsi, ayahnya memang membunuh dua anaknya itu,” ujar Ade.
Baca Juga: Terdengar Suara Ledakan Sebelum Ditolong Warga, Satu Keluarga Ditemukan Tewas Mengenaskan
Dikira Prank
Tewasnya NC juga meninggalkan luka mendalam bagi teman-teman sekolahnya di SMPN 1 Balaraja. Reva, salah seorang teman NC, mengungkapkan jika dirinya punya firasat kalau temannya itu akan “pergi”.
Firasat itu bermula saat NC memasang status di WhatsApp pada pukul 00.30 WIB, yang diduga menjelang kematiannya.
Kata Reva, “Di status tulisannya, Hees keun moal bener (tidurin enggak benar).”
Tak lama setelah itu, Reva mendengar kabar meninggalnya NC dari grup WhatsApp kelasnya.
Dia dan teman-temannya sempat mengira itu adalah berita jahil biasa. Tapi, setelah guru mengumumkan di kelas, barulah mereka percaya.
“Enggak nyangka sih bisa begini, dikirain itu prank. Infonya sudah ramai di grup WhatsApp. Kita-kita ngiranya prank,” ujar Reva.
Kepergian NC membuat teman-temannya berduka, karena mereka mengenal NC seorang yang ceria dan baik, juga dinilai pandai bergaul dengan siapa pun.
“Anaknya asyik, makanya kita nyangkanya prank. Eh ternyata dikasih kabar sama guru, kalau kejadian itu ternyata benar. Semua pada nangis. Sedih,” ujar Gita teman kelas NC.
Semoga, kejadian ini tidak berulang kembali, ya!
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)