Saat berbincang dengan NOVA melalui sambungan telepon, ibu dua anak ini bilang, “Dulu tuh senang aja kalau pakai surat-suratan, kayaknya lebih berkesan dan ada kenangannya dibanding yang lainnya.”
Bayangkan saja, LDR di zaman serba canggih seperti sekarang saja, kayaknya selalu terasa kurang dan terus dilanda kerinduan, meski gampang bertemu secara virtual.
Apalagi dulu, jangankan bertatap muka lewat layar, mau dengar suaranya saja, mahal.
“Memang seru aja (kirim surat, red.) pakai perangko dikirim ke Jerman, kayaknya mungkin lebih murah daripada kita harus telepon. Kalau enggak salah, dulu biaya telepon sekitar Rp10.000-Rp20.000," ucap Titi.
Tian yang saat itu masih pelajar tentu saja merasa biaya tersebut mahal. Buat makan sehari-hari saja mikir dua kali, apalagi untuk menelepon pacar.
"Untuk aku dan Tian yang masih pelajar lumayan mahal, kan, kecuali pakai calling card (fasilitas kartu telepon murah antarnegara, red.) ha-ha-ha. Kalau mau video call pakai Net Meeting, harus naik angkot dulu ke warnet malam-malam,” sambungnya.