Terakhir, metode komunitas yang memberikan anak kesempatan datang ke sekolah dengan waktu dua atau tiga kali seminggu.
Meski tetap bersekolah, anak hanya belajar selama tiga jam di sekolah.
“Soal materi, sama dengan kurikulum seperti sekolah formal. Nanti, orangtua akan dikasih bundle kurikulum, sedangkan anak cari ilmu dari mana saja. Misalnya, anak kelas tiga SMP punya target harus bisa ilmu pitagoras, ya, nanti anak homeshooling juga bisa mencapai standar kompetisi. Yang penting hasilnya,” lanjut Seto.
Baca Juga: Temani Anak Belajar dari Rumah, Kemampuan Ini Penting Kita Miliki
Kurikulum itu nantinya juga akan dipelajari orangtua agar mudah membimbing anak ketika belajar.
Jadi, orangtua dan guru nantinya akan bekerja sama agar anak bisa mencapai target kompetisi yang sesuai dengan jenjang pendidikan mereka.
Cuma ya, tak bisa dimungkiri masih banyak orangtua khawatir dengan ijazah yang dikeluarkan oleh homeschooling.
Baca Juga: Tahun Ajaran Baru 2020, Kita Masih Temani Anak Belajar dari Rumah