Berkaca dari Krisdayanti, Ini Cara Atasi Dilema Anak dan Suami Baru Tak Akur

By Maria Ermilinda Hayon, Jumat, 3 Juli 2020 | 10:32 WIB
Raul Lemos, Krisdayanti, dan Azriel Hermansyah (kolase instagram)

NOVA.id - Ketika kita sudah memiliki anak dan memutuskan menikah lagi, ada kemungkinan anak dan pasangan tidak cocok, bahkan saling berkonflik.

Apalagi, jika saat proses pendekatan dengan pasangan, kita kurang melibatkan anak.

Seperti yang dialami Krisdayanti baru-baru ini.

Baca Juga: Isolasi Diri di Rumah Bersama Pasangan Bisa Sebabkan Konflik, Hindari dengan Lakukan Cara Ini!

Raul Lemos, sang suami, saling sindir dengan anak dari pernikahan pertamanya, Aurel Hermansyah dan Azriel Hermansyah di media sosial.

Masalahnya, jika ribut terus, bisa saja berdampak buruk pada keharmonisan hubungan kita dengan pasangan.

Lantas, mesti bagaimana?

Baca Juga: Rekomendasi Kegiatan Bersama Pasangan Selama Social Distancing, Sering Berhubungan Intim Bisa Redakan Stres dan Cegah Konflik

Beruntunglah dalam kasus Krisdayanti, mereka tidak tinggal satu atap.

Bisa dibayangkan, betapa repotnya jika konflik yang sama terjadi dalam satu rumah.

Apalagi, di masa pandemi ini mengharuskan kita di rumah saja. Kalau setiap hari diisi dengan konflik, kan, bisa jadi bencana.

Baca Juga: Suami Selalu Merasa Benar dan Tak Mau Disalahkan, Gimana Cara Menghadapinya?

Sebenarnya, ada banyak faktor yang bisa membuat api konflik berkobar di antara pasangan dengan anak kita.

Mulai dari salah paham, konflik terdahulu yang tak selesai, krisis kepercayaan, hingga masih dibawanya “bagasi emosi” dari luka hubungan di masa lalu.

Tapi tenang, berbagai faktor pemantik ini masih bisa kita redam, kok. Caranya?

Baca Juga: 4 Cara Hadapi Konflik dengan Pasangan, Rumah Tangga Makin Harmonis!

“Secara konkrit, berikan kesediaan diri untuk membagi porsi perhatian dan kasih sayang Anda. Ingat juga, kemauan mengusahakan ini tidak bisa dilakukan seorang diri, tetapi bersama suami. Pasangan juga perlu belajar menerima bahwa Anda adalah ibu dari anak Anda. Jadi, tidak bisa memonopoli diri Anda,” ujar Pinkan Margaretha Indira, M.Psi pada NOVA.

Ajak pasangan membangun kesadaran bersama, bahwa ketika pasangan menikah dengan kita, maka ia menerima satu paket, yaitu ibu dan anak.

Sehingga, kehadiran anak kandung tidak bisa dibuang atau dikalahkan.

Baca Juga: Ada Risiko Kematian di Balik Konflik dengan Pasangan, Segera Selamatkan Hubungan dengan Sikap Bijak Ini

Di samping itu, cobalah meluangkan waktu untuk menciptakan momen berkualitas bersama anak dan pasangan.

Misalnya, dengan bermain bersama, nonton film, atau piknik.

Menurut Pinkan, dengan menyediakan waktu bisa memberi kesempatan bagi pasangan dan anak untuk belajar berkomunikasi, memahami satu sama lain, dan saling menghormati serta bertenggang rasa.

Baca Juga: Benarkah Bertengkar dengan Pasangan Bikin Hubungan Semakin Awet?

Dengan begitu, hubungan kita dengan pasangan pun otomatis lebih harmonis.

Tapi, kalau konflik tetap tidak bisa dibendung bagaimana?

Pertama, temukan hal-hal yang diduga memicu keributan.

Baca Juga: 4 Posisi Hubungan Intim yang Paling Aman untuk Ibu Hamil, Dijamin Tetap Hot dan Bergairah!

Pakailah nalar logis untuk mengidentifikasi situasi, sikap, atau perilaku yang memicu konflik.

Setelahnya, tanyakan dan komunikasikan masalah tersebut dengan pasangan dan anak kita.

Ingat, kita perlu menjaga emosi supaya tak ikut tersulut untuk bisa melihat masalah dengan jernih menggunakan logika, bukan semata-mata didorong oleh reaksi emosi atau perasaan, ya.

Baca Juga: Terungkap! Riset Berhasil Buktikan Tipe Kepribadian Ini Paling Sering Diselingkuhi dalam Sebuah Hubungan

 

Setelah titik-titik pemicu konflik diidentifikasi, temukan jalan tengah dan lakukan perubahan.

Misalnya, perilaku anak yang bangun tidur terlalu siang, memicu marah suami yang berprinsip bahwa anak harus rajin bangun pagi.

Maka, negosiasikan di pukul berapa yang pas, baik untuk suami maupun anak memulai aktivitas pagi hari.

Baca Juga: Tidur Sekamar dengan Bayi? Berikut Tips Hubungan Intim yang Tepat agar Tak Ganggu Waktu Istirahat Anak

“Kesepakatan ini perlu lahir dari proses komunikasi yang dilakukan bersama, dengan berempati, bukan menghakimi. Jika anak maupun suami sudah punya luka emosi, maka fasilitasi untuk saling meminta maaf dan memulai kembali belajar berelasi satu sama lain. Sebagai ibu, latih diri untuk dapat memfasilitasi relasi antara suami dan anak Anda,” pungkas Pinkan.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)