NOVA.id - Kontroversi seputar kalung antivirus corona dari Kementerian Pertanian (Kementan) makin memanas.
Kalung antivirus corona ini terbuat dari olahan tanaman eucalyptus yang biasanya digunakan sebagai bahan dasar minyak kayu putih.
"Kalau kontak selama 15 menit bisa membuh 42 persen dari virus corona (yang terpapar ke tubuh), kalau setengah jam bisa 80 persen virus corona mati," ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Banyak pihak menyangsikan efektivitas kalung tersebut untuk menangkal virus SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab Covid-19, termasuk musisi Sherina Munaf.
Ia mempertanyakan kebijakan produksi massal untuk produk kalung antivirus corona tersebut.
Ya, melansir Kompas.com, kalung eucalyptus tersebut akan diproduksi secara massal pada Agustus mendatang melalui PT Eagle Indo Pharma yang terkenal sebagai produsen minyak kayu putih Cap Lang.
Baca Juga: Ramai Tagar Hidup Mahasiswa, Reaksi Berbeda Ditunjukkan Sherina Munaf dan Iwan Fals
Kementan juga telah mendaftarkan hak paten kalung antivirus corona dari eucalyptus tersebut.
"Kalung Antivirus Eucalyptus Anti Corona mau diproduksi massal? Setahu saya Covid-19 itu virus. Bukan nyamuk," tulis Sherina Munad di akun Twitternya, Minggu (05/07).
Dari cuitan ini, seorang warganet mengoreksi penggunaan kata yang digunakan Sherina.
Baca Juga: Jadi Istri Pejabat, Intip Pesona Ibunda Sherina yang Tengah Berulang Tahun!
"Covid-19 itu nama penyakitnya, penyebabnya adalah virus SARS-CoV-2. Dan kalung itu adalah sia-sia, hanya menghabiskan uang negara," tulis @iindraxe.
Sherina yang terbuka dengan koreksi tersebut menulis sebuah cuitan baru.
"Saya salah. Covid-19 adalah penyakitnya, yang disebabkan oleh Virusnya: SARS-CoV-2. Tapi untuk memperjelas, tetap bukan nyamuk," tegasnya.
Geram akan sikap blunder Kementan, Sherina menagih jurnal ilmiah mengenai efektivitas kalung antivirus corona tersebut.
Ia berharap agar produk ini tidak merugikan orang lain nantinya.
"Ditunggu jurnal ilmiah kalung eucalyptus VS Covid-19 nya. Saya terima kalau saya blunder. Semoga nyawa tidak melayang karena takhayul yang diilmiahkan," pungkasnya.
Di sisi lain, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan, Fadjri Djufry menegaskan bahwa kalung tersebut sudah melalui uji klinis.
"Ini bukan obat oral, ini bukan vaksin, tapi kita sudah lakukan uji efektivitas, secara laboratorium, secara ilmiah kita bisa buktikan," ujarnya dilansir dari Kompas.com, Minggu (05/07).
Olahan eucalyptus ini sendiri terdiri dari kalung, roll-on, dan beberapa jenis produk lainnya.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.